Jogja
Senin, 9 Oktober 2017 - 21:20 WIB

Begini Cara SDIT Luqman Al-Hakim Ajari Siswa Beri Santunan

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan siswa dan orangtua SDIT Luqman Al-Hakim Jogja mengikuti jalan sehat perayaan milad ke-22 tahun, Sabtu (9/10/2017). (IST/Dok SDIT Luqman Al-Hakim )

“Orangtua di rumah juga harus melakukan hal yang sama dengan apa yang diajarkan sekolah kepada anak-anaknya”

Harianjogja.com, JOGJA-Ribuan siswa dan orangtua SDIT Luqman Al-Hakim Jogja mengikuti jalan sehat perayaan milad ke-22 tahun berdirinya sekolah itu. Selain kirab, siswa juga ikut serta memberikan santunan bagi anak-anak yatim.

Advertisement

Ketua Panitia Milad SDIT Luqman Al-Hakim Jogja Sunaryo mengatakan, tahun lalu tema milad mengangkat kebudayaan maka tahun ini lebih ditekankan masalah sosial. Tidak hanya siswa, guru dan anggota komite bahkan orangtua siswa juga terlibat dalam kegiatan ini.

“Kami juga menggelar lomba penyajian makanan tradisional. Ada 11 macam seperti cenil, carang gesing, getuk, kipo dan lainnya,” kata dia kepada Harian Jogja, Sabtu (7/10/2017).

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga menyalurkan santunan kepada 68 anak yatim dan lima panti asuhan di wilayah DIY. Keterlibatan siswa dalam aksi tersebut, bertujuan untuk memupuk rasa empati dan kepedulian kepada sesama. Apalagi sebagian dana santunan yang disalurkan berasal dari para siswa.

Advertisement

“Total ada 118 anak yatim yang menerima santunan masing-masing menerima Rp350.000 dan untuk lembaga Rp2,5 juta,” jelas dia.

Kepala SDIT Luqman al-Hakim Ulfi Fatkhiyah Mahmud menjelaskan, pihaknya terus memaksimalkan peran siswa dan orangtua dalam menjalankan proses pendidikan di sekolah itu. Hal itu dilakukan agar visi dan misi sekolah sejajar dengan harapan keluarga.

“Yakni untuk membentuk pendidikan karakter yang hadal, menjadi generasi yang kurani,” kata dia.

Advertisement

Selama ini, masih ada kesalahan persepsi bahwa pendidikan anak hanya diserahkan kepada sekolah. Seharusnya, ada keselarasan pendidikan antara sekolah dan keluarga. Misalnya, orangtua di rumah harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya.

“Kalau waktunya mengaji, orangtua juga harus mengaji. Kalau waktunya anak belajar, orangtua tidak boleh pegang Ponsel,” kata dia.

Untuk mewujudkan keselarasan pendidikan antara sekolah dengan keluarga, pihaknya juga mewajibkan orangtua siswa untuk mengikuti kegiatan parenting. Ada sejumlah materi yang disampaikan kepada orangtua siswa agar sepemahaman dengan visi misi sekolah.

“Orangtua di rumah juga harus melakukan hal yang sama dengan apa yang diajarkan sekolah kepada anak-anaknya,” kata Ulfi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif