Soloraya
Sabtu, 7 Oktober 2017 - 18:00 WIB

POTENSI WONOGIRI : Girimarto Andalkan Usaha Pembuatan Genting dan Keripik Tempe

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi usaha pembuatan genting (Antara)

Potensi Wonogiri khususnya Kecamatan Girimarto tengah dikembangkan berupa usaha pembuatan genting dan keripik tempe.

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri mengembangkan sejumlah kerajinan pembuatan genting. Pembibitan sengon dan produksi makanan olahan keripik tempe juga menjadi fokus pengembangan usaha di wilayah itu.

Advertisement

Camat Girimarto, Suparmo mengatakan, pembuatan genting sebenarnya sudah lama ada di Girimarto. Namun, sejak dulu usaha tersebut belum dikembangkan secara bersama-sama.

Oleh karena itu, dia berupaya mengembangkannya menjadi produk andalan Kecamatan Girimarto. “Sentra pembuatan genting ada di Desa Girimarto,” ucapnya kepada wartawan di Wonogiri, Jumat (6/10/2017).

Dia menambahkan jumlah perajin genting cukup banyak berkisar 400 orang. Genting-genting tersebut dijual di sekitar Soloraya dan Jawa Timur.

Advertisement

“Dalam sehari, seorang perajin bisa memproduksi ratusan unit genting. Pemasarannya mencapai berbagai daerah, seperti Madiun, Magelang, serta beberapa daerah di Solo dan sekitarnya,” imbuhnya.

Selain pembuatan genting, dia menyebut pembibitan sengon dan produksi keripik tempe menjadi usaha yang dikembangkan secara bersama-sama. Sentra pembibitan sengon ada di Desa Nungkulan.

“Adapun usaha pembibitan tanaman sengon di Desa Nungkulan dilakoni hampir semua keluarga. Hampir setiap rumah di desa itu membibitkan sengon,” ujanya.

Advertisement

Usaha pembibitan sengon Desa Nungkulan sebenarnya telah dirintis sejak 2010 lalu. Usaha itu semakin berkembang setelah didirikannya dua pabrik besar pengolahan kayu di Kabupaten Wonogiri empat tahun lalu.

Selain dijual di wilayah Kabupaten Wonogiri, sebagian bibit sengon juga dipasarkan hingga Kabupaten Pacitan (Jawa Timur). Harga bibit sengon kini berkisar Rp 1.000-1.500 per batang sesuai ukuran dan kualitasnya.

Sedangkan usaha keripik tempe berada di Desa Jendi. Olahan makanan ringan itu terus dikembangkan sejak dua tahun ini. Mereka juga dibina oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) eks-Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Pasarnya sampai ke seluruh wilayah di Indonesia karena dibawa oleh para perantau.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif