Jateng
Sabtu, 7 Oktober 2017 - 04:50 WIB

Pemprov Jateng Dukung Raperda Ketahanan Keluarga, Ini Alasannya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko. (JIBI/Solopos/Antara/Wisnu Adhi N.)

Pemprov Jateng menyatakan dukungan atas pengesahan Raperda Ketahanan Keluarga.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung pengesahan rancangan peraturan daerah tentang ketahanan keluarga oleh DPRD Jateng sebagai upaya meningkatkan keharmonisan dan pemberdayaan keluarga di Jateng sekaligus mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat.

Advertisement

“Pada prinsipnya, saya mendukung raperda itu karena ketahanan keluarga diarahkan pada kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan, serta mengandung kemampuan guna hidup mandiri,” kata Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko di Kota Semarang, Jateng, Kamis (5/10/2017). Menurut dia, setelah disahkan menjadi perda, raperda itu diharapkan bisa mewujudkan kualitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan fisik material dan spiritual secara seimbang sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara seimbang.

Wagub menyebutkan pengaruh globalisasi dan perkembangan di bidang sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah menggeser tatanan ketahanan keluarga. “Hal itulah yang perlu dipertajam dalam perda dimana keluarga memiliki jatidiri, spiritualitas, dan kepribadian dalam keaejahteraan sehingga dapat menjadi basis kebijakan publik,” ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Anggota Komisi E DPRD Jateng Sri Marnyuni menjelaskan bahwa ketahanan keluarga saat ini penting diupayakan dan melalui perda nantinya dapat menjadi stimulan untuk menyejahterakan keluarga sekaligus menjadi bentuk perhatian pemprov terhadap kehidupan berkeluarga di Jateng. “Raperda tersebut menunjukkan pemerintah daerah berkewajiban mendukung fungsi keluarga dan peningkatan kualitas keluarga dari sisi penyetaraan gender dan perlindungan anak,” kata politikus Partai Amanat Nasional itu.

Advertisement

Kondisi masyarakat, kata dia, akan sangat bergantung dari kondisi keluarga sehingga perlu ada pedoman bagi masyarakat dalam mewujudkan keluarga yang baik. “Dengan kondisi keluarga yang tenteram dan baik, maka masyarakat juga akan menjadi baik, namun kalau keluarganya berantakan akan mengakibatkan banyak anak ditelantarkan dan banyak kekerasan dalam rumah tangga sehingga berimbas terhadap kondisi masyarakat pada umumnya,” ujarnya.

Sri mengungkapkan, beberapa penyebab mengenai gagalnya rumah tangga, di antaranya pernikahan belum dilandasi dengan keilmuan yang cukup, kesiapan yang cukup, dan kurangnya landasan agama.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif