Jogja
Jumat, 6 Oktober 2017 - 18:55 WIB

Tak Punya Unit Pengolahan Ikan, Ekspor DIY Harus Lewat Kota Lain

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum mendapatkan keuntungan yang signifikan meski lalu lintas ekspor ikan

Harianjogja.com, SLEMAN – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum mendapatkan keuntungan yang signifikan meski lalu lintas ekspor ikan tergolong besar.

Advertisement

Ketiadaan unit pengolahan ikan skala ekspor membuat ikan dari DIY harus diakui sebagai ikan yang berasal dari kota lain ketika akan diekspor ke luar negeri.

Kenyataan itu terungkap dalam seminar tentang penanganan kasus penahanan produk perikanan yang digelar oleh Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I DIY di University Hotel UIN Sunan Kalijaga, Maguwoharjo, Depok Sleman, Jumat (6/10/2017).

Kepala Pusat Pengendalian Mutu BKIPM Kementrian Kelautan dan Perikanan Widodo Sumiyanto berharap, ada geliat ekspor perikanan khusus nama dari DIY. Apalagi di TPI Sadeng Gunungkidul memiliki potensi yang lumayan seperti hasil Tuna, Tongkol dan Cakalang, namun sayangnya di DIY belum berdiri pabrik pengolahan yang melakukan ekspor.

Advertisement

Ia berharap, ada investor siapa saja yang bisa menggarap langsung dari DIY, mengingat saat ini DIY menjadi basis lalu lintas produk ekspor untuk ikan segar, yang setiap hari selalu ada ekspor dari DIY ke Singapura Malaysia dan beberapa negara lain.

Tetapi sayangnya, meski melewati DIY, ekspor ikan itu tidak menggunakan nama DIY melainkan justru dari kota lain seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta.

“Karena unit pengolahan dari Semarang Surabaya jadi basis datanya dari asal unit pengolahan wilayah. Meski terbang dari Jogja tetapi unit pengolahan dari Semarang itu yang tercatat ekspor adalah Semarang,” terangnya dalam seminar tersebut, Jumat (6/11/2017).

Advertisement

Padahal, kata dia, jika bisa diolah dari DIY, maka rantai produksinya akan pendek sehingga ikan lebih segar ketimbang harus dibawa ke kota lain yang membutuhkan waktu membuat mutu semakin menurun.

Jika TPI Sadeng Gunungkidul ada unit pengolahan meski tidak terlalu besar, hal itu bisa langsung ekspor, apalagi pesawat tujuan langsung dari Jogja ke berbagai negara tergolong mudah.

“Jadi ekspor ke Australia Singapura buktinya memang ada ekspor dari DIY, tetapi itu tadi yang mendapat nama ekspor adalah kota lain seperti Semarang. Nah harapan kami Stasiun Karantina Ikan [KIPM Kelas I DIY]  bisa mengajak investor untuk memanfaatkan potensi ikan segar,” imbuhnya lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif