Soloraya
Jumat, 6 Oktober 2017 - 04:30 WIB

PENDIDIKAN BOYOLALI : Dukung Pembelajaran K3, Larangan Bawa Ponsel di Sekolah Tak Lagi Relevan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pendidikan Boyolali, larangan bawa ponsel ke sekolah kini tak lagi relevan.

Solopos.com, BOYOLALI — Larangan siswa membawa telepon seluler (ponsel) di lingkungan sekolah kini dianggap sudah tidak lagi relevan. Alasannya, ponsel era saat ini bisa menjadi sumber informasi pembelajaran di sekolah.

Advertisement

Demikian diungkapkan Aris Munandar, Ketua Panitia Pelaksanaan Diklat Pendampingan Kurikulum 2013 di SMK An-Nur Ampel Boyolali, Kamis (5/10/2017). Menurut Aris, arah pendidikan Kurikulum 2013 adalah pembentukan karakter anak.

Dari situlah, sistem pembelajaran harus bergerak secara kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Tak hanya itu, sistem pembelajaran juga harus memanfaatkan teknologi dan informasi yang berkembang saat ini.

Ponsel salah satunya. Benda mungil tersebut, saat ini menjadi benda pintar sebagai dampak kemajuan zaman. “Ponsel ini menjadi sumber informasi pembelajaran. Jadi, ponsel bisa masuk ke sekolah karena menjadi alat pembelajaran dalam Kurikulum 2013,” jelas Aris kepada Solopos.com selepas Diklat.

Advertisement

Meski demikian, Kurikulum 2013 bukan berarti bertabur harapan tanpa hambatan. Menurut Aris, pemanfaatan teknologi sebagai kemajuan zaman terkendala oleh beberapa hal.

Salah satunya masih ada guru-guru paruh baya yang ketinggalan zaman. “Harus diakui masih ada guru-guru berusia di atas 50 tahun yang ketinggalan dalam mengikuti perkembangan zaman,” paparnya.

Ada 56 guru yang mengikuti diklat tersebut. Mereka berasal dari enam sekolah, yaitu SMK Sudirman Ampel, SMK BK Ampel, SMK Pembangunan Ampel, SMK Islam Sejahtera Karanggede dan SMK Karya Dharma Veteran Teras, dan SMK An-Nur Ampel sendiri selaku Induk Klaster.

Advertisement

Acara dibuka Pengawas SMK Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Kejuruan (BP2MK) Wilayah Surakarta, Agung Setiyarto. Diklat digelar secara menarik dan menyenangkan. Materi juga disampaikan dengan simulasi. “Acara menggunakan dana bantuan pemerintah melalui Provinsi Jawa Tengah,” terangnya.

Aris mengatakan kegiatan tersebut dalam rangka meningkatkan profesionalisme kinerja guru sehingga para guru mampu mencetak generasi penerus yang cerdas dan berkarakter sesuai visi dari Kurikulum 2013.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif