Jogja
Kamis, 5 Oktober 2017 - 19:55 WIB

Vaksin MR Ditutup, Dinkes Gunungkidul Lakukan Penyisiran Wilayah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Kesehatan melihat proses imunisasi Measles Rubella di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10, Jl. Damai, Sleman, Selasa (1/8/2017). (Gigih.M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Dinas Kesehatan Gunungkidul mengklaim tingkat partisipasi imunisasi MR mencapai 98,50%.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Kesehatan Gunungkidul mengklaim tingkat partisipasi imunisasi MR mencapai 98,50%.

Advertisement

Meski pemberian vaksin sudah resmi ditutup, dinas masih akan melakukan penyisirian terhadap anak-anak yang belum mendapatkan vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan pelaksanaan imunisasi MR resmi ditutup pada akhir September lalu. Selama pemberian vaksin yang berlangsung dua bulan, tingkat partisipasi warga tinggi.

Dari target 147.000 anak wajib imunisasi, 98,50% di antaranya telah diberikan vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit campak dan rubella.

Advertisement

“Secara angka pastinya saya belum dapat, tapi dari sisi presentase mencapai 98,50%,” kata Dewi kepada wartawan, Rabu (4/10/2017).

Menurut dia, tingkat partisipasi imunisasi MR di Gunungkidul terhitung tinggi karena melebihi rataan di Provinsi DIY yang capaiannya di kisaran 95,7%. Dewi menegaskan, dengan tingginya capaian tersebut, maka pelaksanaan imunisasi di Bumi Handayani tidak akan diperpanjang.

Hanya saja, lanjut dia, dinas kesehatan masih membuka kesempatan kepada anak-anak yang belum diimunisasi untuk mendapatkan vaksin.

Advertisement

“Meski sudah ditutup, tapi kami akan terus melakukan penyisiran,” ungkap mantan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan ini.

Dewi tidak menampik, selama pemberian imunisasi terdapat penolakan. Beberapa penolakan dapat terlihat di sejumlah pesantren di Ngiplar dan Playen. Namun demikian, sambung dia, hal tersebut bukan menjadi masalah karena proses jalan terus hingga capaian di Gunungkidul mendekati dari target yang telah ditentukan sejak awal.

“Penolakan yang terjadi bukan menjadi masalah karena hal ini sebagai proses dinamika di lapangan saat pelaksanaan program,” ujarnya.

Advertisement
Kata Kunci : Imunisasi Measles Rubela
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif