News
Kamis, 5 Oktober 2017 - 23:00 WIB

Tingkat Kepuasan ke Jokowi Naik, karena Harga BBM Tak Naik?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi). (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Tingkat kepuasan dan elektabilitas tinggi Jokowi dinilai sejalan dengan tak adanya kebijakan tak populis, seperti kenaikan harga BBM.

Solopos.com, JAKARTA — Tingginya elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) menjelang Pilpres 2019 tak lepas dari kepuasan publik yang tinggi. Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan bahwa tingkat kepuasan publik mencapai 68 persen.

Advertisement

Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan, mengatakan elektabilitas Jokowi sejalan dengan tingkat kepuasan publik yang menguat 1 persen dari survei sebelumnya. Dengan demikian, saat ini modal Jokowi lebih baik daripada SBY menjelang Pilpres 2009. Dalam catatan SMRC, kepuasan terhadap SBY pada September-Oktober 2006 sebesar 67% dan September 2007 turun menjadi 58%.

“Salah satu penjelesan kenapa tingkat kepuasan pada Jokowi lebih tinggi dari SBY di periode tiga tahun pemerintahan mereka masing-masing, menurut Djayadi, adalah karena SBY waktu itu mengeluarkan kebijakan pengurangan subsidi BBM yang tidak populis. Sementara Jokowi tidak mengeluarkan kebijakan serupa dalam waktu dekat ini,” kata Djayadi dalam rilis di laman saifulmujani.com, Kamis (5/10/2017).

Dalam survei September 2017, SMRC menemukan bahwa kepuasan atas kinerja Presiden Jokowi dan kabinetnya serta elektabilitas yang secara umum cenderung menguat, konsisten dengan penilaian warga atas kondisi ekonomi. Selain itu, penanggulangan berbagai masalah penting oleh pemerintah yang juga cenderung makin positif.

Advertisement

Sebanyak 44,2 persen warga menyatakan kondisi ekonomi saat ini lebih baik dari tahun lalu. Namun, ada pula responden yang menyatakan ekonomi lebih lebih buruk, yakni 20,6 persen. “Sentimen atas kondisi ekonomi nasional dan rumah tangga ini sangat terkait dengan fluktuasi inflasi yang juga menunjukkan trend menurun,” jelas Djayadi.

Selain soal calon-calon presiden, survei ini juga memaparkan elektabilitas partai politik. Posisi tertinggi masih ditempati PDIP dengan 27,1 persen suara, disusul Golkar 11,4 persen, Gerindra 10,2 persen, Demokrat 6,9 persen, dan PKB 5,5 persen. Partai-partai lain masih di bawah 5 persen.

“PDIP secara konsisten memperoleh dukungan terkuat dan berhasil melampaui perolehan suaranya pada Pemilu 2014 dalam survei tiga tahun terakhir,” kata Jayadi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif