Jogja
Kamis, 5 Oktober 2017 - 15:55 WIB

Pengguna Tekologi Informasi Terbesar di Indonesia ada di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji saat memantau permasalahan UNBK tingkat SMK lewat monitor di ruang kerja tim Help Desk, Senin (10/4/2017). (Arif Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai masyarakat masih kurang mengenal budaya teknologi

Harianjogja.com, SLEMAN – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai masyarakat masih kurang mengenal budaya teknologi. Sains dan Teknologi (Saintek) dibahas dalam seminar nasional di Ruang Sidang Rektorat UNY, Rabu (4/10/2017).

Advertisement

Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai, teknologi merupakan kekuatan untuk berproses meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Karena dengan teknologi ada nilai lebih dalam setiap proses. Akantetapi, menurutnya ada kelemahan berkaitan dengan teknologi informasi ini, yaitu kurangnya masyarakat mengenal budaya teknologi.

Oleh karena itu mengenalkan budaya teknologi itu menjadi tantangan bersama dalam proses untuk maju. Karea teknologi termasuk hasil karya manusia diaplikasikan untuk meningkatkan derajat peradabannya di waktu akan datang.

Advertisement

Oleh karena itu mengenalkan budaya teknologi itu menjadi tantangan bersama dalam proses untuk maju. Karea teknologi termasuk hasil karya manusia diaplikasikan untuk meningkatkan derajat peradabannya di waktu akan datang.

Sehingga, lanjut Sultan, saintek mempunyai nilai lebih dalam upaya untuk berdaya saing. Masyarakat dinilai perlu membangun budaya baru dalam hal teknologi ini. Bahkan ilmu pengetahuan lebih akrab daripada budaya teknologi ini di tengah masyarakat.

“Kita naik motor untuk kemudahan kita, bukan sembarang naik motor kebut- kebutan akhirnya korban berjatuhan, itu nggak perlu [sampai ada kebut-kebutan] kalau kita menghargai berbudaya teknologi itu tadi. Sehingga kita menggunakan teknologi untuk menang sendiri ya akhirnya yang terjadi jadi korban sendiri,” terang Sultan dalam seminar tersebut, Rabu (4/10/2017).

Advertisement

Salahsatu kelebihan penggunaan teknologi informasi di Jogja ini adalah kepandaian tentang IT yang selalu dishare ke orang lain. Sehingga anak SD hingga SMA memiliki kemampuan nyarus sama soal IT.

“Ini tidak dimiliki Jawa Barat, Jakarta, Bali, karena itu karakter. Sehingga mereka bisa hidup bersama,” ungkap Raja Ngayogyakarta ini.

Persiapan terhadap TI ini, ucap Sultan, sejatinya telah dilakukan DIY sejak 2003 silam dengan menggandeng Microsoft untuk diajak bekerjasama. Ketika itu mendapatkan bantuan 100 unit komputer dari Microsoft.

Advertisement

“Bagaimana program IT itu membuka cakrawala baru bagi mereka yang di Rongkop [Gunungkidul] dan lainnya. Karena di situ akan terjadi perubahan fundamental karena guru tidak lagi berperan untuk mentransfer pemahaman pengetahuan, bagaimana sistem education IT memberikan nilai lebih kepada murid,” tegasnya.

Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa dalam presentasi menyatakan, saintek merupakan faktor yang terus merubah banyak kebiasaan dan cara hidup masyarakat. Kekuatan pengaruh tekbologi biasa pada kemampuan teknologi untuk menawarkan sesuatu yang baru dan memudahkan manusia melakukan sesuatu.

Walaupun sering menghadirkan perdebatan dan kontroversi namun perkembangan teknologi sering bersifat mutlak dan tidak dapat dibendung.

Advertisement

Saintek juga mutlak diperlukan oleh negara untuk menjaga kedaulatan dan menyelenggarakan praktik kenegaraan termasuk di dalamnya menjalankan roda pembangunan. Ia menambahkan, negara maju dalam hal saintek menjadi lebih dominan dibandingkan dengan negara yang inferior dalam penguasaan teknologi.

“Bahkan saintek juga diperlukan untuk menegakkan dominasi suatu negara atas negara lain,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif