News
Kamis, 5 Oktober 2017 - 19:30 WIB

Mengintip Bisnis Properti Bobby Nasution, Calon Menantu Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bobby dan Kahiyang Ayu (Instagram @ayanggkahiyang)

Bisnis properti Bobby Nasution, calon menantu Presiden Jokowi, sedang moncer.

Solopos.com, JAKARTA — Belakangan nama Bobby Afif Nasution santer mulai menjadi perbincangan masyarakat lantaran rencana pernikahannya dengan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2017 mendatang.

Advertisement

Pria kelahiran Medan, 5 Juli 1991 ini, rupanya tengah sibuk menggeluti bisnis properti. Perusahaannya telah mengakuisisi 20% saham proyek apartemen Gardenia Bogor milik Takke Group.

Bobby dipercaya menjabat sebagai Direktur Pemasaran sejak 2016 lalu. Dia mengaku akan fokus melakukan strategi penjualan dengan memanfaatkan perkembangan digital saat ini, apalagi tren dunia jual beli sekarang melalui e-commerce. Pasar yang disasar pun masyarakat muda yang menyimpan potensi daya beli tinggi.

Advertisement

Bobby dipercaya menjabat sebagai Direktur Pemasaran sejak 2016 lalu. Dia mengaku akan fokus melakukan strategi penjualan dengan memanfaatkan perkembangan digital saat ini, apalagi tren dunia jual beli sekarang melalui e-commerce. Pasar yang disasar pun masyarakat muda yang menyimpan potensi daya beli tinggi.

“Di poyek Gardenia saat ini sudah tutup atap untuk dua menara Raflesia 465 unit dan Bougenvile 1.074 unit. Penjualan juga sudah mencapai 700an unit untuk Bougenvile, sedangkan Raflesia akan menjadi unit eksklusif yang segera kami jual,” katanya saat ditemui di Bogor pekan lalu.

Untuk itu, Bobby akan memaksimalkan penggunaan media sosial dan influencer yang diharapkan memberi dampak secara efektif. Proyek Gardenia yang berdiri di atas lahan 1,3 hektare ini menelan nilai investasi Rp600 miliar yang 70% pendanaan dibiayai oleh perbankan. Proyek ini dipasarkan sejak 2014 dengan harga mulai Rp9 juta per m2. Namun, saat ini kenaikan sudah mencapai Rp15 juta per m2.

Advertisement

“Mungkin kalau rumah tapak masih banyak kita temui tetapi kami memilih bangun dengan konsep vertikal melihat peluang lahan yang semakin sempit,” ujar pria lulusan S2 di Magister Manajemen Bisnis di IPB itu.

Bobby mengaku meski fokus dengan pengembangan apartemen eksklusif perusahaan akan mengutamakan masyarakat asli Bogor yang membutuhkan hunian pertama untung ditinggali. Sebab, tingginya laju urbanisasi membuat Bogor kini menjadi salah satu kawasan yang paling diincar masyarakat pendatang yang bekerja di Jakarta.

Sementara itu, di tengah kondisi industri yang belum stabil saat ini Bobby optimis dapat memasarkan proyeknya dengan baik. Hal ini didasarkan pada sejumlah fasilitas unggulam yang akan diberikan pada konsumen seperti lahan parkir yang disediakan mencapai 24.578.71 m2.

Advertisement

Kapasitas parkirnya mampu menampung sebanyak 729 unit mobil dan 233 unit motor, dengan perbandingannya adalah 1:2. Artinya, setiap 2 unit apartemen mendapatkan 1 lot parkir. Menurut Bobby, jarang sekali apartemen yang menawarkan parkir dengan perbandingan tersebut, kecuali beberapa apartemen kelas atas.

“Saya ingin menghadirkan solusi hunian terbaik dengan harga dan fasilitas yang berkualitas.”

Adapun pengalaman berkecimpung dalam industri properti bukan menjadi yang pertama bagi Bobby. Sebelumnya, Bobby pernah menggarap bisnis perumahan di Medan dan kawasan terpadu Malioboro City di Yogyakarta. Saat ini Bobby juga masih menjabat sebagai Manager di Klub Sepak Bola Meda Jaya.

Advertisement

Ketika ditanya tentang dunia politik, Bobby pun mengaku tidak akan menutup kesempatan jika ada kesempatan dan peluang. Namun, saat ini dirinya ingin fokus menyelesaikan tanggungjawab di proyek Gardenia.

“Saya sudah lama mulai berbisnis diawali dengan modal menjual kedua mobil pribadi untuk ternak ikan lele, bebek, tambak udang, hingga ikan asin bahkan pernah terlibat dalam bisnis MLM yang tidak banyak membuahkan hasil,” tuturnya.

Bobby memastikan dirinya tidak akan berhenti belajar untuk terus melihat pergerakan pasar dan tren masyarakat. Hal itu dilakukan agar dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan infrastruktur negara meski dalam lingkup yang kecil.

Takke Group merupakan perusahaan yang didirikan oleh Laurent M. Takke yang sudah 20 tahun berpengalaman di dunia properti. Saat ini perusahaan sudah membangun sekitar 8.000 rumah tapak yang tersebar di sejumlah lokasi di Jabodetabek dengan nilai proyek keseluruhan mencapai Rp2 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif