Jogja
Kamis, 5 Oktober 2017 - 18:20 WIB

Kisah Penjaga Pantai, Berawal dari Terpaksa, Sunu Handoko Kini Bangga

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul Sunu Handoko. (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Sunu Handoko Bayu Sagara, warga Desa Jepitu, Girisubo ini sejak 2006 lalu mendedikasikan sebagian hidupnya sebagai penjaga pantai

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Sunu Handoko Bayu Sagara, warga Desa Jepitu, Girisubo ini sejak 2006 lalu mendedikasikan sebagian hidupnya sebagai penjaga pantai di wilayah I Gunungkidul.

Advertisement

Menjadi anggota SAR bukanlah mimpi yang diinginkan, sebab saat muda dirinya kepengin menjadi anggota kepolisian. Namun mimpi tersebut tidak kesampaian karena beberapa kali mendaftar selalu gagal.

Meski demikian, ia mengaku kegagalan bukan hal yang harus diratapi, karena roda hidup terus berputar. Di awal-awal menjadi anggota SAR, dia mengaku terpaksa.

Advertisement

Meski demikian, ia mengaku kegagalan bukan hal yang harus diratapi, karena roda hidup terus berputar. Di awal-awal menjadi anggota SAR, dia mengaku terpaksa.

Namun setelah menjalani dan mengetahui seluk beluk dalam kegiatan rescue pejaga pantai, ia pun jatuh hati dan berdedikasi menjaga keselamatan di wilayah laut.

“Yang jelas sejak kecil saya sudah akrab dengan laut, karena orang tua juga sebagai nelayan. Jadi hal ini yang membuat saya jadi cepat beradaptasi sebagai anggota SAR,” kata Sunu kepada Harianjogja.com, Rabu (4/10/2017).

Advertisement

Namun demikian, risiko ini menjadi tantangan tersendiri karena saat berhasil menyelamatkan korban kecalakaan laut merupakan prestasi yang tak ternilai harganya.

“Kalau korban tidak selamat, jelas kami sedih. Tapi kalau berhasil diselamatkan, memiliki arti sendiri. Sebab bisa menyelamatkan nyawa pengunjung merupakan hal yang diimpi-impikan setiap anggota SAR,” tutur Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul ini.

Setelah bergumul dengan ganasnya ombak di kawasan Pantai Selatan, mulai dari Sadeng hingga wilayah Pantai Timang selama belasan tahun, Sunu pun paham betul bagaimana karakteristik alam yang dimiliki.

Advertisement

Mimpi tinggi pun ia gantungkan dengan harapan suatu saat nanti di wilayah pantai bisa bebas dari laka laut.

Meski terkesan mustahil, baginya keselamatan di kawasan pantai merupakan hal yang penting dan wajib diciptakan. Oleh karenanya, dia meminta partisipasi dari berbagai pihak, mulai dari pengunjung hingga pemerintah daerah.

Khusus untuk pengunjung, potensi rawan laka dapat dikurangi dengan menaati segala peraturan dan peringatan yang dipasang. Sedang partisipasi dari pemerintah dibutuhkan untuk memberikan fasilitas agar upaya penyelamatan dapat lebih maksimal.

Advertisement

“Keberhasilan mengurangi risiko laka, bukan hanya tugas dari anggota SAR, namun juga butuh dukungan semua pihak sehingga upaya pencegahan dapat maksimal,” kata pria kelahiran Sanggau, Kalimantan Barat, 16 Mei 1984 ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif