Jogja
Kamis, 5 Oktober 2017 - 16:20 WIB

Kerajinan Kuningan Bantul Tak Lagi Berkilau

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu karya hasil produk kuningan, di Gunung Sempu, Tamantirto, Kasihan, Bantul. (Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja)

Berbagai kerajinan dapat ditemui di daerah Bantul, salah satunya kerajinan kuningan milik Endang Suatmadji

Harianjogja.com, BANTUL-Berbagai kerajinan dapat ditemui di daerah Bantul, salah satunya kerajinan kuningan milik Endang Suatmadji.

Advertisement

Sejak tahun 1982 dirinya memulai usaha itu yang dirintis oleh ibunya. Kini sepeninggal suaminya, Endang berusaha melanjutkan usahanya itu yang juga dibantu oleh anaknya dan 10 orang pegawainya.

Produk kuningan milik Endang duluh pernah berjaya hingga dapat melakukan ekspor di berbagai negara Eropa dan beberapa negara Asia.

Advertisement

Produk kuningan milik Endang duluh pernah berjaya hingga dapat melakukan ekspor di berbagai negara Eropa dan beberapa negara Asia.

“Dulu bekerjasama dengan PT.Sumiyati sebagai distributor, namun sekarang untuk ekspor ke luar negeri sudah tidak dilakukan lagi. Bisa dibilang permintaan saat ini menurun.

Endang mengungkapkan kondisi saat ini sangat berbeda dengan dulu dimana dirinya hingga kelelahan untuk melayani permintaan dari para peminat produk-produk kuningan.

Advertisement

Endang mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan penjualannya menurun. “Permintaan sekarang menurun karena persaingan banyak, daya beli masyarakat turun, harga bahan baku naik tapi harga jual barang jadinya tetap rendah,” ungkap Endang.

Namun dirinya juga masih bersyukur sampai saat ini masih bertahan dan mempunyai pelanggan tetap.

Produk kuningan milik Endang pun pernah mendapatkan rekor MURI di tahun 2014, produk tersebut berupa klontong dengan ukuran tinggi dan lebar kurang lebih satu meter.

Advertisement

Hingga kini pun dirinya tetap membuat berbagai produk kuningan, seperti klontong, lonceng, keris, dan berbagai pernak-pernik berbahan dasar kuningan lainnya, dengan kisaran harga ribuan hingga puluhan juta rupiah.

Hendro putra Endang yang juga telah mulai belajar membuat kuningan sejak SMP mengungkapkan dalam pembuatan produk-produk kuningan tersebut ada dua cara yaitu dengan cara cor dan cara pahat, dirasa pula oleh dirinya membuat dengan cor lebih mudah.

“Kalau dengan pahat resiko kecil, tapi sekali gagal gak kepakai, beda kalau dengan cor jika salah bisa diulang lagi,” ungkap Hendro.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif