News
Kamis, 5 Oktober 2017 - 10:30 WIB

Harga Minyak Mentah AS Kembali Tergelincir

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kilang Minyak (JIBI/Bisnis Indonesia/Andry T Kurniadi)

Harga minyak WTI untuk pengiriman November berakhir drop 44 sen di US$49,98 per barel.

Solopos.com, NEW YORK – Harga minyak mentah AS tergelincir ke bawah US$50 per barel untuk pertama kalinya dalam dua pekan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah kekhawatiran seputar kelebihan suplai global.

Advertisement

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November berakhir drop 44 sen di US$49,98 per barel di New York Mercantile Exchange.

Total volume yang diperdagangkan mencapai 13% di bawah rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember ditutup turun 20 sen di US$55,80 per barel, di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Advertisement

Bursa berjangka minyak di New York turun 0,9% setelah sebuah laporan pemerintah menunjukkan rekor ekspor AS pada saat pemeliharaan kilang selama musim gugur biasanya mengurangi permintaan.

Penurunan tersebut juga kemungkinan dipicu oleh produsen yang bergegas mengunci pendapatan mereka di kisaran US$50 per barel dengan kontrak lindung nilai.

“Ada kebutuhan akan minyak mentah yang ringan. Ekspor AS memenuhi kebutuhan tersebut dan di atas semua itu, permintaan minyak mentah turun secara musiman,” ujar Michael Wittner, kepala riset komoditas di Societe Generale SA, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (5/10/2017).

Advertisement

“Pasar akan melihat pelemahan yang biasanya terjadi selama musim gugur dalam beberapa pekan mendatang,” lanjutnya.

Ketika reli pada bulan September membantu mendorong minyak naik, harga telah tergelincir kembali setelah data terakhir menunjukkan kenaikan output OPEC pada bulan lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kemungkinan perpanjangan kesepakatan dengan OPEC untuk mengurangi produksi, yang akan berakhir pada bulan Maret, setidaknya harus dilakukan sampai akhir 2018.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengungkapkan bahwa rencana OPEC untuk memantau ekspor minyak sedang diupayakan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif