Jogja
Kamis, 5 Oktober 2017 - 23:40 WIB

Perajin Ini Ciptakan Motif Batik dari Hewan dan Tumbuhan

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu anggota Kelompok Batik Canting Manis, Temon Wetan, Temon, sedang memperlihatkan salah satu batik hasil karya mereka, yang terinspirasi dari tanaman sekitar, di salah satu stan Manunggal Fair, Rabu (4/10/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Perajin batik di Kulonprogo menciptakan motif batik dari hewan dan tumbuhan.

Harianjogja.com, KULONPROGO–Warga Temon Wetan, Kecamatan Temon yang tergabung dalam anggota Kelompok Batik Canting Manis, mengembangkan batik  yang motifnya terinspirasi dari tanaman di lingkungan sekitar.

Advertisement

Anggota Batik Canting Manis Temon Wetan, Sari Yuli Estri pada Rabu (4/10/2017) mengatakan, motif yang dikembangkan kelompok mereka antara lain motif bambu, daun lompong, burung bangau. Burung bangau, menjadi salah satu motif yang paling banyak diminati pecinta batik. Hingga saat ini, kelompoknya masih terus mencari dan mengembangkan motif yang bisa menjadi identitas dan ciri khas Batik Canting Manis.

Produksi batik tersebut dilakukan, setelah mereka mengikuti pelatihan membatik di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat setempat, selama satu bulan. Di awal kegiatan mengikuti PKBM, mereka hanya membuat kerajinan sapu tangan dan taplak meja. Lama-kelamaan bertambah menjadi produksi batik cap dan tulis, secara mandiri.

“Harga batik hasil karya Canting Manis dijual mulai dari Rp100.000 hingga Rp150.000 per lembar. Berbagai upaya kami lakukan, untuk memasarkan produk kami, biasanya dengan mengiktui pameran hingga menjaul dengan teknik daring,” ujarnya, di stan mereka, dalam Manunggal Fair 2017.

Advertisement

Anggota Kelompok Batik Canting Manis Temon Wetan yang lain, Noviana Mariska menjelaskan, mereka menjadikan kelompok Batik Canting Manis sebagai badan hukum, setelah melihat tingginya permintaan masyarakat, atas batik hasil produksi mereka. Batik produksi Canting Manis semakin bervariasi, setelah mereka mendapatkan pelatihan membatik di Umbuk Batik, yang difasilitasi oleh Dinas Perdagangan dan Balai Latihan Kerja.

Kepala Desa Temon Wetan, Puji Purwaningsih memaparkan, pemerintah desa mendorong kelompok ini untuk berinovasi, kreatif, terampil memproduksi batik berkualitas. Pemdes juga berencana akan memberikan alat membatik, kepada kelompok ini, pada 2018. Ia berharap, warganya bisa turut berpartisipasi menggerakkan ekonomi keluarga dan ibu rumah tangga di Temon Wetan. “Dengan demikian, mereka berpartisipasi mengambil peluang dari hadirnya New Yogyakarta International Airport, tidak hanya menjadi penonton,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif