News
Rabu, 4 Oktober 2017 - 11:30 WIB

Harga Minyak Mentah WTI Sentuh Level Terendah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kilang minyak. (JIBI/Antara/Xinhua)

Total volume yang diperdagangkan mencapai 43% di bawah rata-rata 100 hari.

Solopos.com, CHICAGO – Harga minyak mentah AS menyentuh level terendah dalam lebih dari sepekan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), sedangkan minyak Brent terus melemah menyusul laporan industri yang menunjukkan kenaikan suplai bensin.

Advertisement

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November diperdagangkan di US$50,20 per barel pada pukul 4.43 sore waktu setempat, setelah berakhir di level 50,42 per barel di New York Mercantile Exchange.

Total volume yang diperdagangkan mencapai 43% di bawah rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember ditutup turun 12 sen di US$56 per barel, di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Advertisement

Harga minyak AS memperpanjang pelemahannya menyusul rilis data American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa. API melaporkan peningkatan jumlah persediaan bensin AS meningkat sebesar 4,91 juta barel pekan lalu.

Angka itu akan menjadi yang terbesar sejak Januari, jika data Energy Information Administration (EIA) yang dirilis pada Rabu waktu setempat juga menunjukkan hal serupa. Di sisi lain, jumlah persediaan minyak mentah AS dilaporkan turun sebesar 4,08 juta barel pekan lalu.

“Kabar kenaikan persediaan bensin tidak akan mengejutkan karena kita memang tidak banyak menggunakannya sepanjang tahun ini,” kata James Williams, presiden perusahaan peneliti energi WTRG Economics, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/10/2017).

Advertisement

Menurut Williams, jika data EIA mengonfirmasikan kenaikan suplai bensin, harga produk tersebut akan turun.

Pada saat yang sama, permintaan akhir tahun untuk minyak biasanya menurun saat penyuling menutup unitnya untuk perbaikan dan perawatan.

Namun, di tengah Badai Harvey, sejumlah penyuling telah memutuskan untuk menunda proyek maintenance demi mengambil keuntungan dari permintaan yang kuat untuk bahan bakar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif