Soloraya
Rabu, 4 Oktober 2017 - 13:15 WIB

FLYOVER MANAHAN : Simulasi Rekayasa Lalu Lintas Digelar, Warga Nekat Terobos Rambu-Rambu

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota staf Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Vandan Wahyu Wicaksono, menghalau pengendara sepeda motor di pertigaan Jl. Sambeng yang nekat ingin belok kiri masuk Jl. R.M. Said menuju arah Pasar Nongko, Rabu (4/10/2017) pagi. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Flyover Manahan segera dibangun di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pengguna jalan nekat hendak menerobos rambu lalu lintas dalam rangka kegiatan simulasi manajemen dan rekayasa lalu lintas (MRLL) pembangunan jalan layang (flyover) Manahan Solo, Rabu (4/10/2017).

Advertisement

Anggota staf Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Vandan Wahyu Wicaksono, para Rabu sekitar pukul 09.00 WIB mengingatkan sejumlah pengendara sepeda motor di pertigaan Jl. Sambeng, Kelurahan Mangkubumen, Banjarsari yang mengeyel ingin tetap bisa belok kiri masuk Jl. R.M. Said arah Pasar Nongko.

“Kok ngeyel. Mboten saged [tidak bisa]. Harus belok kanan. Teng mriki [Di sini] berlaku satu arah. Menawi [Kalau] nekat, bisa macet teng perlintasan sebidang [Pasar Nongko],” kata Vandan kepada para pengendara.

Vandan kesal karena warga tidak menunjukkan gelagat mau mematuhi rambu lalu litas sementara dan imbauannya terkait kondisi Jl. R.M. Said yang tengah diberlakukan sistem satu arah (SSA) dari timur ke barat. Beberapa pengendara tersebut bahkan nekat menorobos rambu dengan kecepatan tinggi hingga hampir menabrak dirinya.

Advertisement

Vandan menyebut banyak pengendara sepeda motor tidak acuh terhadap petunjuk rekayasa lalu lintas yang telah dipasang petugas Dishub Solo dalam rangka kegiatan simulasi manajemen dan rekayasa lalu lintas (MRLL) pembangunan jalan layang (flyover) Manahan.

“Petugas sudah menyusun rekayasa lalu lintas. Mohon dipatuhi. Jangan sampai warga melanggar arahan itu karena bisa menimbulkan kemacetan di lokasi lain. Bisa malah merugikan pengendara lain,” jelas Vandan saat ditemui di sela-sela mengatur rekayasa lalu lintas di pertigaan Jl. Sambeng, Rabu.

Kebanyakan pengendara sepeda motor di pertigaan Jl. Sambeng mengeyel ingin belok kiri melanggar ketentuan rambu lalu lintas sementara dan arahan petugas dengan alasan ingin menuju lokasi yang berjarak tidak terlalu jauh, seperti Pasar Nongko, Stasiun Balapan, Solo Paragon Lifestyle Mall, hingga Pasar Legi.

Advertisement

Sejumlah pengendara sepeda motor mengaku kecele dengan penerapan simulasi MRLL pembangunan flyover yang dimulai pada Rabu pukul 06.00 WIB tersebut.

Warga Kelurahan Sumber, Banjarsari, Oki Ditya, 24, kebingungan saat ingin menuju tempat kerjanya di Solo Paragon Life Style. Dia menilai sosialisasi pelaksanaan simulasi MRLL pembangunan flyover belum optimal.

“Sebaiknya ada sosialisasi hingga tingkat RT dan RW. Saya bingung tidak tahu jalan menuju Solo Paragon saat agenda simulasi rekayasa lalu lintas ini. Saya tadi lewat [perlintasan sebidang] Manahan tidak bisa. Ini muter [lewat Jl. Sambeng] juga tidak bisa,” keluh Oki saat diwawancarai di Jl. R.M. Said Solo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif