Jogja
Rabu, 4 Oktober 2017 - 21:20 WIB

BNNP DIY Lantik 50 Relawan Anti Narkoba dari Swasta

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY melantik 50 relawan anti narkoba yang berasal dari kalangan institusi swasta seperti pengusaha tempat hiburan dan jasa ekspedisi di Gamping, Rabu (4/10/2017). (IST/Dok BNNP DIY)

Pihaknya mengikutsertakan pelaku tempat hiburan dan jasa ekspedisi karena dua bidang tersebut rawan terpapar narkotika

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY menggelar asistensi pembangunan berwawasan anti narkoba di lingkungan institusi swasta di Gamping, Rabu(4/10/2017). Sebanyak 50 perwakilan dari pelaku usaha hiburan dan ekspedisi  itu juga dilantik sebagai relawan anti narkoba.

Advertisement

Kepala Bidang Pemberantasan BNNP DIY Mujiyana mengatakan, pihaknya mengikutsertakan pelaku tempat hiburan dan jasa ekspedisi karena dua bidang tersebut rawan terpapar narkotika. “Makanya kita libatkan sebagai relawan untuk memgantisipasi perkembangan narkotika di wilayah mereka,” jelas dia.

Tempat hiburan kerap menjadi tempat pengguna memghabiskan waktu bersenang-senang usai mengkonsumsi narkotika di kediaman pengguna. Dalam beberapa kesempatan, transaksi juga sering dilakukan di lokasi yang ramai pengunjung itu untuk mengelabui
petugas. Sementara itu, jasa pengiriman sering dijadikan akses untuk memasok barang haram itu ke Jogja.

Acara ini merupakan rangkaian dari program advokasi BNNP DIY untuk sinergitas program di kalangan swasta dan pemerintahan. Selain 50 orang tersebut, akan dilantik pula 50 orang dari kalangan 12 instansi pemerintahan daerah. Harapannya, relawan ini
bisa menjadi perpanjangan tangan BNNP di lingkungannya baik untuk tujuan pencegahan maupun pemberantasan.

Advertisement

Ketua BNNP DIY Triwarno Atmojo menguraikan, jika ada berbagai sebab penyalahgunaan narkoba termasuk faktor lingkungan, pribadi dan individu. “Faktor individu seperti iseng, bersenang-senang, dan tidak berani menolak,” jelas dia.

Sementara, faktor lingkungan seperti adanya solidaritas kelompok, lemahnya penegakan hukum, dan keluarga yang kurang harmonis. Ada pengguna yang secara fisik maupun psikis merasa kesakitan dan tidak nyaman jika belum mengkonsumsi narkoba. Namun, beberapa terus merasa ketagihan rasa nikmatnya dengan menambah dosis. BNN sendiri terus berusaha memberantas narkoba dengan program represif, preventif, dan preemtif.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif