News
Selasa, 3 Oktober 2017 - 20:30 WIB

Menkeu Klaim Daya Beli Mulai Menanjak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri) di proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo, wilayah Tuntang, Kabupaten Semarang, Jateng, Jumat (17/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Menteri Keuangan menyebut daya beli masyarakat mulai menanjak.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah mengklaim daya beli masyarakat tengah berada dalam fase mulai menanjak. Indikator pungutan pajak terhadap aktivitas konsumsi menunjukkan hal tersebut.

Advertisement

Seusai menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Selasa (3/10/2017), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengemukakan data realisasi penerimaan pajak terkini. Data itu mengonfirmasi tren pergerakan seluruh sektor ekonomi yang berada pada fase positif.

“Penerimaan perpajakan kita dari seluruh sektor ekonomi itu terutama sektor yang selama ini dianggap menghadapi tekanan ternyata cukup positif, manufaktur positif, kemudian perdagangan yang selama ini dianggap ada daya beli menurun, juga positif. Hal seperti ini yang menunjukan kegiatan ekonomi kita mulai pickup,” paparnya.

Dia menjelaskan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang merupakan refleksi dari aktivitas konsumsi melaju 14%-15% dari tahun sebelumnya. Hal diiringi PPN impor yang meningkat 20%-26% dan jasa titipan atau kurir yang naik 100%. Baca juga: Deflasi Agustus 2017, Pemerintah Anggap Bukan Penurunan Daya Beli.

Advertisement

Menkeu menyatakan penerimaan dari nyaris semua sektor, termasuk manufaktur, konstruksi, perdagangan, jasa perusahaan, telekomunikasi, telah berada pada teritorial digit ganda secara bruto. Hal itu, lanjutnya, mengindikasikan kegiatan usaha di sektor-sektor itu masih dalam level sehat.

Untuk itu, Presiden meminta agar momentum ini terus dipertahankan. “Namun, kita harus hati-hati. Presiden meminta untuk menjaga optimisme dan momentum ekonomi, jadi kita akan lihat sampai dengan September dan outlooknya sampai Desember, langkah-langkah apa yang akan dilakukan.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif