Jogja
Selasa, 3 Oktober 2017 - 15:40 WIB

KERACUNAN BANTUL : Warga Rupanya Sudah Curiga Menu yang Mereka Santap

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Korban keracunan menu buka puasa di Dusun Teal Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul dirawat di RS PKU Muhammadiyah Bantul, Senin (2/10/2017). (Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja)

Warga korban keracunan di Bantul telah mencurigai menu yang mereka makan tidak lazim.

Harianjogja.com, BANTUL— Sebanyak 60 warga dilaporkan menjadi korban keracunan massal seusai menyantap menu buka puasa di Dusun Tegal Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul pada Sabtu (30/9/2017) lalu. Ternyata, warga sudah curiga dengan menu yang mereka santap.

Advertisement

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Bantul Abednego Dani mengatakan, dari hasil penyelidikan pihaknya di lapangan, warga korban keracunan kata dia sebenarnya telah curiga dengan menu yang mereka santap. “Warga saat itu telah mencium bau dari makanan, tapi tetap menghabiskan makanan itu,” ungkap Abednego Dani, Senin (2/10/2017).

Baca Juga : KERACUNAN BANTUL : Puluhan Warga Keracunan Massal Menu Buka Puasa

Adapun menu yang disediakan penyelenggara buka puasa 10 Muharram saat itu antara lain nasi, oseng kembang kubis, telur dadar serta mie lethek goreng. Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Pramudi Darmawan mengatakan, berat ringannya kondisi korban keracunan tergantung daya tahan tubuhnya saat peristiwa itu terjadi. “Makanannya sama namun tingkat keparahan berbeda-beda,” jelas Pramudi Dharmawan.

Advertisement

Baca Juga : KERACUNAN BANTUL : Korban Keracunan Menu Buka Puasa Bertambah

Menurut versi Dinas Keseshatan Bantul, jumlah korban keracunan berjumlah 56 orang dan sebanyak 10 diantaranya dirawat inap di RS. Adapun versi RS PKU Muhammadiyah Bantul, jumlah korban sebanyak 60 orang dan sebanyak 14 diantranya mejalani rawat inap di RS tersebut. “Masyarakat tidak perlu terlalu panik masalah ini, mungkin beberapa orang yang ikut makan tersebut, takut karena yang lain sakit, terus ikut merasa takut juga,” ungkap Pramudi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif