Jateng
Senin, 2 Oktober 2017 - 07:50 WIB

Calon Praja IPDN Meninggal di Akpol Sempat Ngorok Saat Digendong

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kartu identitas Dhea Rahma Amanda dalam Pendidikan Dasar Mental Disiplin Praja (Diksarmendispra) IPDN di Akpol Semarang. (Youtube.com)

Calon praja IPDN Dhea Rahma Amanda, 17, sempat terdengar mengorok saat dilarikan ke RS Akpol.

Semarangpos.com, SEMARANG — Meninggalnya Dhea Rahma Amanda, 17, calon praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) angkatan 2017 yang tewas mendadak saat mengikuti Pendidikan Dasar Mental Disiplin Praja (Diksarmendispra) di Akademi Kepolisian Semarang, Minggu (1/10/2017), masih menjadi misteri. Terungkap fakta, Dhea masih terdengar mengorok saat digendong ke Rumah Sakit Akpol.

Advertisement

Gubernur Akpol selaku tuan rumah yang ketempatan Diksarmendispra, Irjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, dikabarkan laman aneka berita Okezone.com, sempat mengklaim Dhea langsung dibawa ke Rumah Sakit Akpol begitu jatuh saat mengikuti apel pagi. Saat dilarikan ke fasilitas medis Akpol itu, kata dia, korban masih terlihat bernapas dan segera mendapatkan pertolongan pertama oleh dokter.

“Waktu dibawa ke RS Akpol, tanda-tanda respons sudah tidak ada. Tapi waktu digendong dia masih napas ngorok, tapi sudah buang air kecil. Sampai di rumah sakit langsung pertolongan pertama sesuai prosedur,” tukasnya.

[Baca juga IPDN Gelar Pendidikan Dasar di Akpol, Calon Praja Meninggal]

Advertisement

Polisi terus menyelidiki penyebab kematian mendadak Dhea Rahma Amanda, baik melalui rekam medis saat seleksi penerimaan cakon praja, maupun meminta keterangan rekan-rekannya. Namun, penyebab pasti meninggalnya calon praja IPDN yang berasal dari daerah pengiriman Provinsi Lampung itu harus menunggu hasil autopsi.

“Sampai pagi tadi belum diketahui penyebab kematiannya karena apa. Tidak ada kekerasan fisik, apalagi ini capraja putri dan dia dipisahkan dari kehidupan taruna. Kemduian juga tidak ada riwayat berobat di Akpol. Kita dalami melalui autopsi seperti yang sedang dilakukan,” sambung Rycko Amelza Dahniel.

Data-data sementara yang sudah bisa diungkap Gubernur Akpol itu sebatas data hasil rekam medik dan kesaksian reka-rekannya—terutama sesama calon praja IPDN yang berasal dari daerah pengiriman Provinsi Lampung. “Dari teman kontingen pengiriman dari Lampung menyatakan dia [Dhea] pernah mengeluh sakit asma, dulu tapi sekarang sudah sembuh. Kita juga mengetahui dari rekam medis pada waktu seleksi capraja,” paparnya.

Advertisement

Selain memiliki riwayat sakit asma, tekanan darah Dhea Rahma Amanda menurutnya, juga relatif tinggi. “Waktu penerimaan di IPDN yakni 130/80. Untuk anak usia 17 tahun, itu cukup tinggi. Kita akan ketahui semua [penyebab kematian korban], baru akan terjawab dari hasil autopsi luar dan dalam,” paparnya.

Menurutnya, polisi telah menyampaikan kabar duka tersebut kepada keluarga korban di Lampung. “Orangtuanya juga sudah diberi tahu. Orangtuanya sudah di Jakarta tapi belum bisa terbang. Rupanya ibunya juga ada riwayat penyakit jantung,” pungkasnya sebagaimana dipublikasikan Okezone.com, Senin (2/10/2017) dini hari.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif