Soloraya
Jumat, 29 September 2017 - 22:35 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Masuk Musim Hujan, Pintu Air Demangan Banjir Kiriman Sampah

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas bergotong-royong membersihkan sampah di pintu air Demangan, Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (29/9/2017). (Istimewa)

Infrastruktur Solo, pintu air Demangan dipenuhi sampah setelah hujan mengguyur Solo.

Solopos.com, SOLO — Pintu air Demangan di Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, dibanjiri kiriman sampah yang terbawa air hujan. Petugas penjaga pintu air harus bekerja keras membersihkan sampah-sampah tersebut.

Advertisement

Selain itu, petugas juga harus memantau elevasi. “Hujan lebat pertama itu Kamis [28/9/2017] sore. Ini elevasi masih sangat normal tapi tadi pagi kami cek kiriman sampah dari atas luar biasa banyaknya, akhirnya kami di sini gotong-royong mengeruk sampah,” kata Petugas Pemantau Pintu Air Demangan, Sri Waluyo, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (29/9/2017).

Sedikitnya 17 petugas turun ke Kali Pepe membersihkan sekitar pintu air dari sampah. Selain di pintu air Demangan sebagian petugas juga bersih-bersih di pintu air Kleco. “Selain sampah plastik tadi banyak juga sampah material kayu dan papan, kemungkinan ada proyek di sepanjang Kali Pepe yang kinthir [terbawa arus] saat hujan deras kemarin sore,” kata Waluyo, sapaannya.

Menumpuknya sampah di pintu air itu sudah biasa terjadi di awal musim penghujan. Saat kemarau, warga membuang sampah di sungai dan saat hujan tiba, sampah-sampah itu akan terbawa arus sampai ke pintu air. Jika tidak segera dibersihkan akan menimbulkan sedimen dan berpotensi menimbulkan banjir.

Advertisement

Sangkrah adalah salah satu wilayah rawan banjir. Jika ketinggian air di pintu air Demangan mendekati 4 meter, kata Waluyo, warga Sangkrah mulai siaga.

Lurah Sangkrah, Singgih Bagjono, sudah mulai berkoordinasi dengan kelompok sukarelawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Sangkrah untuk kesiapan tanggap bencana banjir. “Warga di wilayah rawan juga sudah kami minta untuk mulai bersih-bersih selokan,” kata Singgih.

Banjir Sangkrah terakhir terjadi Februari-Maret lalu. Saat itu, 45-55 keluarga di wilayah RT 004 dan RT 005/RW 013 harus mengungsi lantaran banjir. “Salah satu upaya antisipasi yang mulai dilakukan adalah bersih-bersih pintu air Demangan tadi pagi oleh petugas di pintu air. Kiriman sampah kalau pertama hujan seperti ini banyak sekali,” ujar Singgih.

Advertisement

Pengurus Sibat Sangkrah, Rus Djamaluddin, menjelaskan Sibat mulai menggerakkan warga untuk bersih-bersih selokan dan sumur resapan di lingkungannya masing-masing. Di Kampung Sangkrah misalnya, delapan sumur resapan mulai dibersihkan agar bisa bekerja maksimal saat intensitas hujan semakin meningkat.

“Sukarelawan Sibat ada 50 personel mulai kami kondisikan. Yang lebih penting lagi adalah peralatan untuk tanggap bencana termasuk dapur umum juga sudah mulai kami persiapkan,” ujar Rus.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif