News
Kamis, 28 September 2017 - 00:15 WIB

Pertumbuhan Pasar Online untuk Toko Ritel Lambat

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi suasana toko ritel modern. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertumbuhan pasar online untuk produk-produk ritel lambat.

Solopos.com, SOLO — Metode penjualan e-commerce sudah merambah pasar ritel. Namun, perkembangan pasar online untuk produk barang kebutuhan sehari-hari ini sangat lambat karena masyarakat masih lebih banyak yang membeli secara langsung.

Advertisement

Ketua Bidang Corporate Social Responsibility (CSR) dan Lingkungan Hidup Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), D. Yuvlinda Susanto, mengatakan secara umum bisnis ritel tahun ini mengalami koreksi jika dibandingkan tahun lalu. Penjualan e-commerce menjadi salah satu alasan penurunan penjualan ritel, khususnya di bidang fashion dan elektronik yang memiliki spesifikasi pasti.

Namun, untuk ritel groceries, dia menyampaikan masih mampu tumbuh dengan baik. “E-commerce memang berkembang pesat di Indonesia tapi kalau untuk pasar groceries belum mature. Sensasi mendorong troli masih tinggi, terutama untuk produk fresh,” ungkap Head Corporate Communication and Suistainability Superindo ini saat berkunjung ke Griya Solopos, Rabu (27/9/2017).

Dia mengaku perkembangan teknologi tidak bisa dielakkan. Oleh karena itu, saat ini Superindo mulai mengembangkan layanan penjualan online bekerja sama dengan penyedia aplikasi penjualan online, salah satunya Happy Fresh.

Advertisement

Penjualan online ini masih tahap uji coba dan hanya dilakukan di satu gerai. Sebagai layanan baru, penjualan online ini belum banyak diminati masyarakat dan sumbangannya pun masih sangat kecil.

Kekuatan supermarket ini adalah produk fresh, seperti sayuran, buah, dan daging yang menyumbang penjualan 45%-50%. Oleh karena itu, masih banyak masyarakat lebih suka ingin datang langsung untuk memilih produk fresh tersebut.

Menurut dia, kinerja perusahaan ritel modern ini masih baik di tahun ini meski daya beli masyarakat menurun. Hal ini karena produk groceries dan fresh merupakan kebutuhan pokok sehingga tetap dicari.

Advertisement

Selain itu, efisiensi produksi operasional juga dilakukan sehingga tahun ini perusahaan ritel yang menyasar kalangan menengah ini mampu membuka lebih dari 10 gerai di saat perusahaan ritel lain ada yang menutup beberapa gerainya.

“Awal tahun ada 141 gerai, saat ini sudah menjadi 150 gerai dan hingga akhir tahun ditarget akan ada tambahan lima gerai toko baru, salah satunya akan diresmikan Kamis [28/9/2017], yakni Superindo Colomadu,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif