Soloraya
Kamis, 28 September 2017 - 23:35 WIB

Khawatir Peredaran Pil PCC, Bupati Sragen Jadi Susah Tidur

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Yuni Sukowati menyampaikan Rancangan Nota Kesepakatan KUPA-PPAS APBD Perubahan 2017 di Gedung DPRD Sragen, Senin (28/8/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Bupati Sragen mengaku susah tidur gara-gara khawatir pil PCC merambah pelosok Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Maraknya peredaran narkoba dan penyalahgunaan obat-obatan beberapa waktu terakhir benar-benar membuat Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, khawatir hingga tak bisa tidur.

Advertisement

Penyebabnya peredaran obat-obatan tersebut ditengarai mulai merambah kalangan pelajar dan anak-anak. Pernyataan itu disampaikan Bupati saat memberikan sambutan peresmian gedung baru laboratorium darah di Gemolong milik PMI Sragen, Kamis (28/9/2017) siang. (Baca: Polisi Sragen Ungkap Peredaran 800 Butir Pil Koplo Palsu)

“Kemarin [Rabu, 27/9/2017] saya Tilik Kembang Desa di SMP di Jenar. Saat itu saya tanya adakah yang tahu pil PCC, salah seorang anak bilang tahu. Dia langsung saya minta maju dan saya tanya dari mana dia tahu pil itu. Ternyata dia pernah melihat pil itu di rumahnya. Aduh saya langsung mak tratap, malamnya tidak bisa tidur,” tutur Yuni, panggilan akrabnya.

Advertisement

“Kemarin [Rabu, 27/9/2017] saya Tilik Kembang Desa di SMP di Jenar. Saat itu saya tanya adakah yang tahu pil PCC, salah seorang anak bilang tahu. Dia langsung saya minta maju dan saya tanya dari mana dia tahu pil itu. Ternyata dia pernah melihat pil itu di rumahnya. Aduh saya langsung mak tratap, malamnya tidak bisa tidur,” tutur Yuni, panggilan akrabnya.

Tidak ingin peredaran pil PCC semakin gencar di Sragen, dia lantas memanggil Kepala Dinas Pendidikan Sragen, Suwardi. Yuni meminta Suwardi segera mengambil langkah untuk mensterilkan sekolah dari barang-barang berbahaya yang bisa merusak fisik dan mental generasi muda. “Untungnya anak yang saya tanya ini belum pernah mengonsumsi pil PCC,” ujar dia.

Dari mulut si anak itu Yuni juga mendapat informasi keberadaan pil holi yang ditengarai sudah beredar di kalangan anak-anak. Bupati kaget lantaran tidak tahu pil tersebut kendati belasan tahun menjadi dokter.

Advertisement

Lantaran penasaran dengan pil holi, Yuni pun langsung berselancar di mesin pencari di Internet. “Ternyata pil holi ini pil yang sudah biasa dikonsumsi anak-anak SD. Pil ini sangat mudah didapat dan harganya murah,” tutur dia.

Yuni mengajak semua pihak aktif memerangi peredaran narkoba dan penyalahgunaan obat-obatan di tengah masyarakat. Secara faktual peredaran obat-obatan itu juga menyasar anak-anak dan kalangan pelajar.

“PMI dan PMR saya minta juga aktif memberikan penyuluhan kepada pelajar ihwal bahaya obat-obatan tersebut. Dengan pendekatan komunikatif sesama anak muda saya yakin hasilnya akan efektif,” tambah dia.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan Sragen, Hargiyanto, mengaku juga belum tahu tentang pil holi. Tapi bila merujuk penjelasan di Internet, pil holi tergolong Trihexypenidil yang merupakan obat keras.

Obat tersebut sejenis obat penenang yang bisa memberikan efek kecanduan bagi penggunanya. “Kalau dikonsumsi anak-anak berbahaya,” kata dia.

Hargiyanto meyakini peredaran pil holi tidak melalui apotek. Selama ini Pemkab mengawasi ketat peredaran obat melalui apotek.

Advertisement

“Jumlah apotek di Sragen saat ini sekitar 120 unit tersebar di sejumlah wilayah. Secara berkala kami rutin pantau dan berikan pembinaan kepada mereka,” terang dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif