Jogja
Kamis, 28 September 2017 - 00:20 WIB

DIY Panen Prestasi di Bidang Perpustakaan dan Arsip

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekretaris Daerah DIY Gatot Saptadi memberikan penghargaan kepada para pemenang lomba perpustakaan dan kearsipan tingkat nasional 2017 di Grhatama Pustaka, Selasa (26/9/2017) malam. (Harian Jogja/ Ujang Hasanudin)

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY menggelar syukuran atas berbagai prestasi yang diraih DIY dalam lomba tingkat nasional
Harianjogja.com, BANTUL-Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY menggelar syukuran atas berbagai prestasi yang diraih DIY dalam lomba tingkat nasional di bidang perpustakaan dan kearsipan 2017. Syukuran di gelar di halaman Balai Layanan Perpustakaan Grhatama Pustaka, Jalan Janti, Banguntapan Bantul, Selasa (26/9/2017).

Prestasi nasional yang diraih di antaranya adalah juara satu lomba perpustakaan tingkat sekolah menengah atas (SMA) yang diraih oleh SMA Negeri II Bantul; juara II lomba perpustakaan desa yang diraih oleh Desa Sukoharjo, Ngaglik Sleman;  juara I pustakawan terbaik nasional yang diraih oleh Purwani Istiana dari Fakultas Geografi UGM;

Advertisement

Juara I lomba bercerita tingkat SD/MI yang diraih oleh siswi SD Muhammadiyah Suronatan, Fathin Ajwa Isnaini; juara I lomba kearsipan nasional antar provinsi; dan apresiasi anugerah Jasa Dharma Putra Loka atau perpustakaan berbasis komunitas yang diraih oleh Nanang Sujatmiko dari Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman.

Kepala BPAD DIY, Budi Wibowo bersyukur atas prestasi dalam perpustakaan dan kearsipan dan berharap prestasi itu dapat memacu untuk terus berkarya lebih baik lagi. Namun demikian, meski DIY mampu mengalahkan semua provinsi, Budi meminta tidak cukup dibandingkan dengan provinsi di Indonesia, namun harus membandingkan dengan kota-kota lain di negara maju.

“Jika dibanding kota-kota di negara maju kami masih belum ada apa-apanya,” kata Budi.

Advertisement

Budi menilai masih banyak perpustakaan di DIY yang belum memenuhi standar nasional dalam jumlah buku. Ia menyebut masih ada perpustakaan sekolah yang hanya memiliki koleksi 200 buku. Padahal standar nasional minimal koleksi buku sebanyak 10.000 eksemplar. Hal itu menjadi tugas bersama untuk mewujudkan semua perpustakaan baik perpustakaan sekolah, desa, hingga perpustakaan komunitas agar memenuhi standar nasional.

Selain itu, Mantan Sekda Kulonprogo ini bahwa visi misi perpustakaan dan kearsipan DIY tidak hanya berhenti pada koleksi buku, namun harus mampu berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai persoalan di DIY, seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, hingga meningkatkan minat baca yang masih rendah.

“Meski tertinggi nasional namun DIY masih 1/10 jika dibanding negara maju,” ujar Budi.

Advertisement

Karena itu, ia meminta semua pihak terlibat dalam memajukan perpustakaan dan kearsipan DIY dari sisi pengelolaan maupun dukungan regulasi.

Sekretaris Daerah DIY, Gatot Saptadi mengamini apa yang dikatakan Budi Wibowo. Ia menyatakan meski dari segi infrastruktur DIY maju, namun persoalan kemiskinan dan kesenjangan sosial masih buruk dibanding daerah lain. Ia mendorong sektor perpustakaan dan kearsipan untuk ikut mengurangi kemiskinan DIY.

Menurut dia, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendukung pembangunan DIY dari sektor perpustakaan dan kearsipan, salah satunya meningkatkan budaya membaca bagi masyarakat. Kesan perpustakaan yang hanya tumpukan buku tak terawat harus mulai diubah.

“Sekarang barang tersebut [tumpukan buku dan arsip] besar manfaatnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ada makna ilmu yang bisa dimanfaatkan untuk eksistensi manusia,” ujar Gatot.

Advertisement
Kata Kunci : Bpad Diy
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif