News
Kamis, 28 September 2017 - 03:00 WIB

Bank Dunia Ingatkan Ancaman Krisis Moral di Negara Miskin dan Berkembang

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rifal Dwi Kurniawan (11), siswa kelas 4 Sekolah Dasar (SD) Trowono III, Saptosari, Gunungkidul terbiasa berjualan es lilin kacang hijau di sekolahnya. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Bank Dunia mengingatkan ancaman krisis moral dan ekonomi d

Solopos.com, WASHINGTON — Bank Dunia mengingatkan ancaman krisis moral dan ekonomi di negara miskin serta berkembang terkait minimnya akses pendidikan bagi siswa miskin.

Advertisement

Jutaan murid muda di negara-negara berpenghasilan rendah serta menengah bisa menghadapi kehilangan kesempatan dan upah lebih rendah di kemudian hari akibatnya kurangnya pendidikan yang baik.

“Anak-anak yang masyarakatnya paling banyak mengalami kegagalan sangat membutuhkan pendidikan yang baik untuk sukses dalam kehidupan,” kata pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu dalam Laporan Pembangunan Dunia terbaru yang fokus pada pendidikan global seperti dilansir Antara, Selasa (26/9/2017).

Laporan tersebut menemukan hasil belajar selalu lebih buruk pada kelompok yang kurang beruntung seperti anak-anak miskin, anak-anak perempuan, anak-anak difabel, serta etnis minoritas.

Advertisement

Kelompok-kelompok ini tidak terdaftar di sekolah atau kemungkinan besar keluar dari sekolah. Bank menamai kekurangan yang parah ini sebagai krisis belajar. “Krisis belajar memperlebar kesenjangan sosial alih-alih mempersempit mereka,” lapor Bank Dunia seperti dikutip Kantor Berita Xinhua.

Murid-murid muda malang karena kemiskinan, konflik, jenis kelamin, atau cacat mencapai usia dewasa muda bahkan tidak punya keterampilan hidup paling dasar. Tidak semua negara-negara berkembang mengalami kesenjangan belajar yang ekstrem. Namun, banyak yang jauh tertinggal dari tingkat yang mereka cita-citakan.

Menurut laporan Bank Dunia, rata-rata murid di negara-negara miskin berperforma buruk 95 persen dibandingkan murid di negara-negara berpenghasilan tinggi. Banyak siswa berkinerja tinggi di negara-negara berpenghasilan menengah berada di posisi terbawah dibandingkan negara yang lebih kaya. “Krisis belajar ini adalah krisis moral dan ekonomi,” kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam siaran pers, Selasa.

Advertisement

Bank Dunia menyarankan negara-negara memetakan dan memperbaiki pendidikan. Bank Dunia juga meminta negara-negara membuat sekolah bagi semua peserta didik serta mengatasi hambatan teknis dan politis dalam proses belajar-mengajar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif