News
Kamis, 28 September 2017 - 14:30 WIB

8 Kejanggalan di Foto Sakit Setya Novanto Versi Netizen

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Setya Novanto di rumah sakit. (Istimewa/Twitter)

Netizen menyoroti kejanggalan di foto yang memperlihatkan Setya Novanto terbaring di rumah sakit.

Solopos.com, JAKARTA – Foto Ketua DPR RI Setya Novanto tengah dirawat di rumah sakit menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Dalam Ketua Umum Partai Golkar ini tampak terbaring dengan seorang wanita yang mirip istrinya, Deisti Astriani Tagor, berada di sisi kirinya.

Advertisement

Dalam foto tersebut, sang Ketua DPR tampak terbaring dengan infus menempel.Tak hanya infus, di hidung Setya Novanto juga terdapat alat yang belum diketahui untuk apa. Setya Novanto tampak bersama seorang wanita yang sedang berdiri di sampingnya.

Tak lama berselang, foto ini beredar di internet dan menarik perhatian warga internet. Beberapa warganet bahkan mendapati ada sejumlah kejanggalan yang bisa dilihat dari foto kondisi terkini dari Setya Novanto itu.

Salah satu yang paling sering dibicarakan adalah penunjuk detak jantung yang lurus. Ini menandakan sang pasien sudah tidak memiliki detak jantung.

“Itu monitornya kenapa garisnya lurus gitu yak?? Kalau disinetron itu yang garisnya lurus artinya…” tulis warganet di kolom komentar foto Setya Novanto yang diunggah di Instagram, Rabu (28/9/2017).

Netizen banyak yang meragukan alasan Novanto tidak bisa memenuhi panggilan KPK karena sakit.

Dirangkum Solopos.com dari Instagram dan Twitter, berikut sejumlah kejanggalan di foto Setya Novanto versi netizen;

Garis Lurus di Monitor EKG

Advertisement

Monitor elektrokardiogram di foto Setya Novanto tampak menunjukkan garis lurus. Monitor yang dipakai untuk menunjukkan denyut jantung itu umumnya terlihat seperti grafik naik-turun apabila pasien dalam kondisi masih hidup.

Angka Indikator 90

Masih soal denyut jantung. Selain menunjukkan grafis yang tampak lurus angka Indikator di monitor EKG menunjukkan angka 90.

Kalau angka itu mengartikulasikan kecepatan denyut nadi, maka detak nadi tersangka kasus korupsi KTP-el itu terbilang normal. Hal ini dianggap tidak wajar karena pada umumnya denyut nadi orang sakit berada di atas 90.

Ekspresi Istri Setnov

Wanita yang berada di samping Setya Novanto tampak tersenyum. Wanita yang disebut-sebut istri Setya Novanto (Setnov), Deisti Astriani Tagor, tak terlihat panik atau khawatir. Netizen menganggap ekspresi yang diperlihatkan Deisti tak wajar mengingat sang suami dikatakan sedang sakit parah.

“Kok itu senyum ya istrinya??? Hahaha,” ujar akun Twitter @abyhabiby.

Advertisement

Bukan hanya itu, Deisti tampak mengenakan dandanan dan seolah siap difoto.

“Pose (+ dandanan) Ibu tdk terkesan khawatir atau sedih sementara di tubuh Bapak terpasang selang disana sini,” ucap akun Twitter @R_namaku.

Alat Bantu Pernapasan

Alat medis lain paling mencolok dalam foto yang beredar adalah yang menempel pada hidung, yang dikenal dengan sungkup. Biasanya, sungkup dipakai untuk mengalirkan oksigen dan dikenakan dengan menutupi hidung dan mulut. Tapi pada foto Novanto itu hanya menutupi hidung saja.

Mengutip Detik, Kamis, kerabat dekat Novanto menyebut sungkup itu untuk oksigen sekaligus terapi sinus yang dipakai saban malam atau saat Novanto mengalami keluhan.

Selang Oksigen

Warganet kebingungan karena terdapat selang oksigen. Sementara dalam foto itu tak tampak tabung oksigen.

Advertisement

“Itu selang larinya kmn ya… Koq di 2 lubang output oksigen gak ada selang… Disamping stop kontak dan 1 lubang terhalang kantong infus,” kata akun @ayah_Iky.

Posisi Ranjang Tegak

Posisi ranjang Setnov yang dianggap warganet mencurigakan. Pasalnya, mata Setnov tampak terpenjam, padahal posisi ranjang  dalam keadaan incline atau tegak.

“Orang sakit mau tidur g posisi incline gitu kaleus,” tulis @aliaswing.

Syringe Pump

Alat syringe sebagaimana foto di atas digunakan untuk mengontrol jumlah cairan atau obat ke dalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur. Dengan alat itu jumlah cairan infus yang masuk bisa ditentukan habis sekian cc dalam berapa jam.

Namun alat yang digunakan Novanto itu menuai tanda tanya karena mestinya dilengkapi dengan spuit yang berbentuk suntikan untuk menyuplai obat.

Advertisement

Mengutip laman Kumparan, Kamis, salah seorang kerabat Novanto menyebut suntikan atau spuit itu ada, namun berada di dalam alat yang berbentuk kotak hijau itu.

Jarum Suntik

Hal lain yang menuai tanda tanya adalah kondisi jarum suntik untuk infus di tangan Setya Novanto. Kondisi paling umum, posisinya berada tepat di punggung tangan karena pembuluh darah venanya lebih mudah terlihat, namun pada foto Novanto posisinya di sekitar pergelangan tangan.

Langkah KPK

Mengutip Kantor Berita Antara, Kamis (28/9/2017), Setya Novanto pertama kali masuk rumah sakit pada 10 September 2017 lalu. Saat itu, dia disebut menderita sakit gula dan vertigo. Setelah dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Siloam, Setya dipindahkan ke RS Premier Jatinegara untuk mendapat perawatan lebih lanjut karena menderita sakit jantung. Pada 18 September, ia menjalani operasi jantung berupa pemasangan ring. Hingga kini, ia disebut masih dirawat.

Komisi Pemberantasan Korupsi hingga kini belum memeriksa Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. Semula KPK menjadwalkan pemeriksaan Setya sebagai tersangka pada Senin, 11 September 2017, tetapi batal karena alasan sakit itu.

Advertisement

Dilansir Liputan6.com, Kamis, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, mengatakan akan mengirim surat ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI). KPK perlu mendengar pandangan pihak netral terhadap kesehatan tersangka proyek e-KTP Setya Novanto.

Hal ini berkaitan dengan munculnya foto pria yang akrab disapa Setnov itu. Ia tampak terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, dilengkapi alat bantu pernafasan.

Setengah tubuhnya tertutup selimut cokelat, dan matanya tertutup. Selain itu, tampak seorang wanita terlihat menengoknya.

Kondisi itu kontras dengan temuan dokter KPK sebelumnya. Mereka melihat Setnov tidak menggunakan infus dan oksigen.

“Makannya supaya lebih netral kita akan mengirim surat ke IDI. Supaya IDI melakukan pemeriksaan. Supaya IDI bisa memberikan second opinion,” ucap Agus di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (27/9/2017).

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif