Soloraya
Rabu, 27 September 2017 - 11:15 WIB

WISATA KLATEN : Punya Situs Bersejarah, Pemdes Paseban Kembangkan Wisata Edukatif

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelajar Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran berziarah ke Makam Sunan Pandanaran di Desa Paseban, Bayat, Klaten, Senin (25/9/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten, Desa Paseban mengembangkan wisata edukasi.

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Desa Paseban di Kecamatan Bayat, Klaten, mengembangkan potensi pariwisata edukatif di Objek Wisata Religi Makam Sunan Pandanaran. Sebanyak sepuluh guide atau pemandu disiapkan untuk mendukung hal itu.

Advertisement

Kepala Desa Paseban, Eko Triraharjo, mengatakan di kompleks Makam Sunan Pandanaran terdapat beberapa situs yang mendukung pembelajaran siswa.

“Mulai tahun ini kami kembangkan wisata edukasi. Di sini, orang enggak hanya berziarah ke makam salah satu wali tetapi juga mengenali situs-situs, kearifan lokal, kehidupan masyarakat, dan lainnya,” ujar dia, saat ditemui di kantornya, Senin (25/9/2017).

Ia mencontohkan beberapa situs yang bisa dipelajari siswa antara lain Masjid Golo yang dahulu diyakini dibangun di Gunung Jabalkat, sendang Maerokoco, Makam Syekh Dumbo, makam Pangeran Wuragil, hingga makam Dadap Tulis. Makam dadap tulis adalah makam pertama Sunan Pandanaran. Kemudian, makamnya dipindah ke Cokro Kembang pada masa pemerintahan Sultan Agung.

Advertisement

“Siswa juga bisa belajar bagaimana cara berdakwah Sunan Pandanaran waktu itu, bagaimana kehidupan masyarakat setempat saat itu hingga belajar situs purbakala,” terang Eko.

Pada 7 Oktober mendatang, lanjut Eko, Desa Paseban bakal dikunjungi 400 siswa dari Sukoharjo. Mereka bakal diajak mengenali situs-situs bersejarah di Kompleks Makam Sunan Pandanaran hingga kunjungan ke industri rumah tangga di Desa Paseban. “Kami berharap sekolah-sekolah lain juga melakukan hal serupa ke sini,” harap dia.

Eko mengakui setiap Bulan Sura jumlah wisatawan yang datang ke Makam Sunan Pandanaran meningkat hingga dua kali lipat. Biasanya, jumlah kunjungan berkisar 10.000 wisatawan per bulan. Namun, pada bulan Sura, kunjungan melonjak mencapai 20.000 wisatawan.

Advertisement

“Bulan ramai kunjungan terjadi pada Ruwah, Sura, dan saat di Solo digelar acara Haul Habib. Seusai menghadiri haul, banyak rombongan datang ke sini,” beber dia.

Pada Minggu (24/9/2017), Makam Sunan Pandanaran dikunjungi wisatawan asal Popongan, Magelang, sebanyak 50 bus. Rombongan itu memang rutin datang ke Bayat setiap tahun. Selain Magelang, tak sedikit wisatawan datang berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, dan Madura.

Nurul Hindun, 25, pendamping rombongan wisatawan Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran, Jogja, mengatakan kedatangannya ke makam itu dalam rangka wisata religi. Di sana, siswa dikenalkan dengan dengan sosok Sunan Pandanaran.

Ia menerangkan pendiri Pesantren Pandaranan di Jogja juga memiliki garis keturunan dengan Sunan Padhang Aran. “Setiap tahun kami ke sini khususnya siswa kelas X secara bergantian,” tutur Nurul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif