Entertainment
Rabu, 27 September 2017 - 19:10 WIB

Kecewa, Begini Tanggapan Ferry Fadly Soal Sinetron Saur Sepuh Kekinian

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bintang sinetron Saur Sepuh The Series (Youtube)

Ferry Fadly mengaku kecewa melihat sinetron Saur Sepuh kekinian.

Solopos.com, SOLO – Siapa yang tidak tahu tentang kisah cinta Brama Kumbara dan Mantili? Kisah cinta mereka dalam sandiwara radio Saur Sepuh sudah sangat terkenal dan diingat sebagian besar masyarakat Indonesia.

Advertisement

Saking populernya, cerita karya Niki Kosasih yang mengudara sekitar 1980-an itu diadaptasi dalam berbagai film dan sinetron, salah satunya Saur Sepuh The Series. Sinetron yang tayang di SCTV mulai 14 Agustus 2017 itu menggandeng sederet bintang muda seperti Samuel Zylgwyn, Cut Meyriska, hingga Juan Christian itu tamat pada 31 Agustus 2017.

Minimnya respons penonton menjadi salah satu penyebab singkatnya usia sinetron tersebut. Dalam sejumlah komentar yang dilontarkan lewat media sosial, netizen memberi kritikan kepada pihak tim produksi. Mereka menyayangkan pemilihan aktor hingga efek animasi pada sinetron yang dinilai kurang pas.

Advertisement

Minimnya respons penonton menjadi salah satu penyebab singkatnya usia sinetron tersebut. Dalam sejumlah komentar yang dilontarkan lewat media sosial, netizen memberi kritikan kepada pihak tim produksi. Mereka menyayangkan pemilihan aktor hingga efek animasi pada sinetron yang dinilai kurang pas.

Baca juga: Dari Sandiwara Radio hingga Sinetron Kekinian, Ini 4 Fakta Unik Saur Sepuh

Sejalan dengan kritikan netizen, pengisi suara Brama Kumbara yang legendaris, Ferry Fadly, angkat bicara. Pria kelahiran 1 April 1956 ini merasa kecewa dengan sinetron daur ulang dari Saur Sepuh itu. “Agak kecewa sih. Mestinya kalau mau bikin yang bagus sekalian. Sekarang kan teknologi sudah semakin canggih, jadi semestinya bisa bikin film atau sinetron Saur Sepuh yang lebih bagus,” ungkap Ferry saat berbincang dengan Solopos.com di Griya Solopos, Rabu (27/9/2017).

Advertisement

Menurut Ferry, para sineas tidak boleh menghilangkan latar zaman kerajaan yang ada dalam kisah Saur Sepuh. Pasalnya, hal itulah yang menjadi daya tarik utama dari kisah Saur Sepuh yang sarat budaya dan sejarah. “Semestinya disesuaikan dong aktornya, busananya, dandanannya, lokasi shooting-nya. Zaman dulu mana ada baju yang kain, warna, dan motifnya kayak sekarang ini. Apa ada wanita zaman dulu yang alisnya tebal-tebal. Masak iya aktornya mukanya blasteran, kan enggak cocok,” terang dia.

Saur Sepuh The Series (Youtube)

Pria berusia 61 tahun ini menyarankan kepada para sineas muda untuk lebih kreatif dalam berkarya. Menurutnya, lebih baik memutar ulang film lawas daripada membuat yang baru namun hasilnya tidak memuaskan. “Mending bikin film atau sinetron lain saja. Kalau memang mau mengenang sejarah ya putar ulang saja film lawasnya. Jangan setengah-setengah kalau berkarya,” tandasnya.

Advertisement

Ferry Fadly (tengah) bersama pengisi suara sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana saat berkunjung ke Griya Solopos, Rabu (27/9/2017) (Chelin Indra Sushmita/JIBI/Solopos.com)

Seperti diketahui, nama Ferry melejit berkat kemampuannya mengisi suara Brama Kumbara dalam sandiwara radio yang mengudara sekitar 1980-an. Namun, jauh sebelum itu ia sudah malang melintang menjadi pengisi suara. Ia kali pertama melakoni pekerjaan sebagai dubber pada 1976 silam.

Meski tak lagi muda, sampai saat ini Ferry masih melakoni profesi tersebut. Yang terbaru, ia menjadi pengisi suara dalam sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana yang digarap bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Sandiwara radio yang menceritakan kisah cinta dua insan berbeda kasta ini dibuat untuk mengampanyekan budaya sadar bencana. 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif