Soloraya
Rabu, 27 September 2017 - 03:00 WIB

KAMPUS DI SOLO : UNS Solo Targetkan Rp101 Miliar/Tahun

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gedung Rektorat UNS (JIBI/Solopos/R Bambang Aris Sasangka)

Kampus ditarget menghasilkan minimal Rp100 miliar.

Solopos.com, SOLO — Perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH) di Tanah ditarget menghasilkan minimal Rp100 miliar/tahun. Di sisi lain Universitas Sebelas Maret (UNS) menargetkan pendapatan Rp101 miliar.

Advertisement

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS Solo, Sulistyo Saputro, mengemukakan LPPM juga harus memberikan kontribusi besar dalam rangka mendukung UNS menjadi PTNBH.

Salah satunya melalui kerja sama dengan berbagai institusi dan instansi. Sulistyo menyebutkan kerja sama antara Badan Ekonomi Kreatif Indonesia yang bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) sebagai pengelola dana Rp6,5 miliar menjadi salah satu contohnya.

Dana itu untuk menyusun panduan pendirian usaha ekonomi kreatif yang menyangkut beberapa subsektor serta sosialisasi panduan ke beberapa wilayah di Indonesia. Ada pula kerja sama yang dijalin Pusat Penelitian dan Pengkajian Daerah dan Kelembagaan (PPKDK) UNS untuk melakukan asesmen terhadap calon pimpinan tinggi pratama di beberapa kota di Jawa Tengah.

Advertisement

“Nominalnya lebih dari Rp3 miliar. Ada juga banyak kerja sama lain,” jelas Sulistyo saat ditemui wartawan di sela-sela acara Sosialisasi Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kerja Sama LPPM UNS yang diadakan di Hotel Dana Solo, Jl. Slamet Riyadi No. 286, Senin (26/9/2017).

Sulistyo menambahkan hingga kini terus meningkatkan pelaksanaan kerja sama. LPPM UNS sempat mengundang guru besar dari Amerika beberapa waktu lalu untuk mengajari para peneliti dan pengabdi UNS tentang cara menjalin kerja sama yang berskala internasional. Kerja sama-kerja sama itu merupakan upaya yang mengarah ke bagaimana menciptakan jaringan di tingkat internasional. “Jadi target kerja sama tidak hanya di tingkat regional atau nasional, tetapi juga internasional,” kata dia.

Sulistyo mengakui dana yang bersumber dari lembaga-lembaga donor asing cukup banyak. Namun, untuk memenangi kompetisi dalam perolehan dana tidak mudah. “Karena kompetisinya tingkat internasional. Semua institut riset boleh mengikuti kompetisi tersebut. Jadi untuk memenangi kompetisinya lebih ketat dibandingkan kerja sama regional atau nasional,” jelas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif