Jogja
Selasa, 26 September 2017 - 20:20 WIB

Penghayat Turut Lestarikan Budaya Daerah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sarasehan Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa di Gedung Diklat Kota Madiun, Kamis (17/3/2016). Munas HPK akan digelar di Karanganyar. (Facebook-Humas Protokol Madiun Kota)

Ratusan penghayat mengikuti sarasehan yang digelar Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKT2YMEI) Kulonprogo di Balai Diklat Yayasan Dharmais
 

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ratusan penghayat mengikuti sarasehan yang digelar Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKT2YMEI) Kulonprogo di Balai Diklat Yayasan Dharmais, Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo, Senin (25/9/2017). Mereka diharapkan terus berperan dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah.

Advertisement

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Kulonprogo, Untung Waluyo mengatakan terdapat 18 kelompok aliran kepercayaan di Kulonprogo. Selama ini mereka banyak berkontribusi dalam upaya pelestarian budaya di tengah perkembangan dunia moderen.

“Hampir seluruh kegiatan pembangunan selalu dikaitkan dengan pendekatan kebudayaan, seperti bersih dusun, sedekah laut, selamatan, dan lainnya,” ujar Untung.

Untung berharap MLKT2YMEI Kulonprogo bisa terus mendalami ajaran yang diyakini. Organisasi tersebut juga diharapkan bisa menjadi rujukan bagi masyarakat yang ingin mengadakan upacara adat maupun tradisi lainnya. Dia juga mengingatkan pentingnya menurunkan komitmen menjunjung tinggi kearifan lokal kepada generasi muda.

Advertisement

Ketua MLKT2YMEI Kulonprogo, Trisno Raharjo mengungkapkan, semua kelompok aliran kepercayaan yang berkegiatan di Kulonprogo sudah terdaftar di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kulonprogo.

Pihaknya kerap dilibatkan dalam berbagai acara yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat umum. “Kami melestarikan budaya sekaligus membantu dalam acara tertentu, misalnya saat butuh selamatan atau wilujengan,” kata Trisno.

Trisno lalu memaparkan, sarasehan yang berlangsung sejak pagi hingga sore itu menjadi ajang saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Para peserta juga mendapatkan materi seputar peran dan tugas penghayat di lingkungan masyarakat. Harapannya, para penghayat bisa meningkatkan kontribusi mereka dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif