Jatim
Senin, 25 September 2017 - 09:05 WIB

Stok Beras Bulog Kediri Masih Aman hingga Februari 2018

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas gudang beras Bulog. (JIBI/Harian Jogja/Antara).

Pertanian Kediri, stok beras di Bulog Kediri aman hingga awal 2018.

Madiunpos.com, KEDIRI – Stok beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) Kediri saat ini kurang lebih sebanyak 29.000 ton atau masih mencukupi hingga Februari 2018. Beras itu untuk memenuhi kebutuhan raskin yang mencapai 3.000 ton per bulan untuk wilayah Bulog Kediri.

Advertisement

“Jadi, jika dilihat sisa stok untuk 2018 tidak perlu khawatir, kendati pemerintah memberlakukan BNPT [Bantuan pangan nontunai],” kata Kepala Bulog Subdivre Kediri Rachmat Syahjoni Putra di Kediri, Sabtu (23/9/2017).

Saat ini, kata Rachmat, Bulog lebih berkonsenstrasi  menyerap gabah petani kualitas medium plus untuk pemberian bantuan beras bersubsidi.

Dia menambahkan akhir Oktober 2017 diprediksi mulai musim tanam, sehingga Desember 2017 bisa panen. Dengan adanya panen raya nanti, diharapkan pasokan juga lebih banyak lagi, sehingga target pengadaan bisa terpenuhi. Menurut Rachmat, Bulog Kediri ditarget penyerapan sekitar 60.000 ton pada 2017.

Advertisement

“Target kami masih jauh, belum 50 persen. Namun, masih ada satu musim tanam lagi dan itu di akhir Oktober sampai Desember, jadi harapannya penyerapan bisa 70-80 persen,” tambah dia.

Rachmat menjelaskan penyerapan gabah dan beras akhir-akhir ini terkendala pasokan terbatas di petani, sehingga kurang optimal. “Beberapa pekan terakhir masalah stok di lapangan sudah sangat terbatas. Rata-rata per hari maksimal 60 ton beras,” kata Rachmat Syahjoni Putra.

Dia mengatakan pemerintah saat ini menerapkan kebijakan pembelian gabah dan beras petani sebagai strategi baru menaikkan pasokan dengan menaikkan harga pembelian. Bulog menaikkan HPP sebesar 10 persen, sehingga harga gabah kering panen (GKP) menjadi Rp4.070 per kilogram dan beras kualitas medium menjadi Rp8.030 per kilogram.

Advertisement

Menurut dia, kebijakan itu diberlakukan sejak 7 Agustus 2017. Sedangkan untuk persyaratan pembelian juga tidak ada yang berubah baik kadar air, dan sejumlah persyaratan lainnya. Kebijakan tersebut diharapkan bisa lebih mendongkrak pembelian gabah dan beras petani, sehingga penyerapan beras juga diharapkan lebih besar.

“Jadi Inpres sudah dinaikkan 10 persen, namun untuk kriteria sama, misalnya kadar air, menir, itu saja. Tapi intinya tergantung pasokan di lapangan,” ujarnya.

Walaupun stok gabah dan beras di lapangan sudah mulai terbatas karena pasokan yang juga terbatas, harga beras di lapangan juga masih stabil. Pantauan dari bulog, harga beras juga terjangkau, sekitar Rp10.000 per kilogram.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif