News
Senin, 25 September 2017 - 22:45 WIB

Militan ISIS Asal Singapura Ancam Pangeran Harry

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Megat Shahdan Abdul Samad, militan ISIS asal Singapura (Straitstimes.com)

Militan ISIS asal Singapura mengancam Pangeran Harry lewat video.

Solopos.com, SINGAPURA – Seorang anggota kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Singapura, Megat Shahdan Abdul Samad, 39, menyampaikan ancaman kepada Pangeran Harry. Teror yang ditujukan kepada anggota keluarga Kerajaan Inggris yang disampaikan lewat video itu mendadak viral.

Advertisement

Dilansir Straits Times, Senin (25/9/2017), video berdurasi sekitar tiga menit itu memperlihatkan tiga orang anggota ISIS, termasuk Megat. Video tersebut merupakan bagian dari propaganda ISIS bertajuk Inside The Khilafah. Dalam video itu, Megat memuji jihadis di Asia Timur [termasuk Asia Tenggara] yang mengorbankan semuanya demi ISIS.

Megat meminta jihadis di tempat lain hijrah ke Timur Tengah untuk berperang bersama para militan ISIS di sana. Lebih lanjut, ia mengirimkan pesan khusus kepada Pangeran Harry yang sempat berkunjung ke Singapura pada Juni 2017 lalu.

“Pangeran Harry, Anda datang ke Singapura dan mengumbar cerita untuk meraih simpati kami atas teror London? Jika memang jantan, mengapa Anda tidak datang ke sini dan bertempur langsung, agar kami bisa mengirim Anda dan dan pasukan ke neraka?” tanya Megat dalam video tersebut.

Advertisement

Video tersebut mendapat respons langsung dari pemerintah Singapura. Kementerian Dalam Negeri membenarkan pria dalam video tersebut adalah warga Singapura bernama Megat. Pria tersebut meninggalkan Singapura sejak 2014 untuk bekerja di Timur Tengah. Ia diduga mengalami pencucian otak setibanya di sana.

“Pria itu meninggalkan Singapura pada 2014. Pria itu pergi ke Timur Tengah dan diduga bergabung dengan ISIS di Suriah,” ungkap Menteri Dalam Negeri dan Hukum Singapura, K. Shanmugam.

Saat ini, pemerintah Singapura tengah mempersiapkan rencana khusus untuk mengatasi berkembangnya paham radikal. Mereka tidak ingin ada lagi warganya yang terlibat dalam kelompok militan berbahaya itu.

Advertisement

“Kami berharap masalah ini segera berakhir. Kami akan menyusun rencana khusus agar tidak ada lagi warga yang terlibat dalam kelompok itu [ISIS],” tandas K. Shanmugam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif