Soloraya
Minggu, 24 September 2017 - 17:35 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO : Dukung Petani, Bupati Wardoyo Minta Penutupan Dam Colo Ditunda

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya (tengah), berdiskusi dengan para petani pengguna air (P3A) di sekitar Dam Colo, Nguter, Minggu (24/9/2017). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, meminta agar penutupan Dam Colo ditunda.

Solopos.com, SUKOHARJO — Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, bakal mengirim surat resmi ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk menunda penutupan Dam Colo, 1-31 Oktober.

Advertisement

Langkah itu untuk menyelamatkan ribuan hektare lahan pertanian di sepanjang saluran Colo Barat maupun Colo Timur agar tak gagal panen. Wardoyo Wijaya menemui ratusan petani pengguna air (P3A) saluran Colo Timur dan Colo Barat di sekitar Dam Colo, Kecamatan Nguter, Minggu (24/9/2017).

Wardoyo menampung aspirasi para petani yang meminta penundaan penutupan Dam Colo. Dia segera mengirim surat resmi yang berisi permintaan penundaan penutupan Dam Colo.

Advertisement

Wardoyo menampung aspirasi para petani yang meminta penundaan penutupan Dam Colo. Dia segera mengirim surat resmi yang berisi permintaan penundaan penutupan Dam Colo.

“Saya akan mengirim surat kepada BBWSBS yang berisi permintaan penundaan penutupan Dam Colo pada Senin [25/9/2017]. Penundaan penutupan Dam Colo minimal bisa lima hari dan maksimal 15 hari,” kata dia.

Orang nomor satu di Kabupaten Sukoharjo ini mengungkapkan penutupan Dam Colo merupakan agenda tahunan yang dilakukan awal Oktober. Dam Colo ditutup untuk kegiatan pemeliharaan bangunan selama 30 hari hingga akhir Oktober.

Advertisement

“Penutupan Dam Colo merupakan konsensus dan agenda tahunan. Saya sepakat. Namun, kondisi di lapangan berbeda karena lahan pertanian masih membutuhkan suplai air,” ujar dia.

Wardoyo berharap hujan turun selama Oktober. Air hujan bakal mengairi ribuan hektare lahan pertanian di sepanjang saluran Colo Timur dan Colo Barat. Dengan begitu para petani tetap bisa memanen padi masa tanam (MT) III.

Ketua Induk P3A Colo Barat, Hardo Wiyono, mengatakan saat ini mayoritas tanaman padi berumur dua bulan dan masih membutuhkan pasokan air. Apabila Dam Colo ditutup otomatis tak ada pasokan air ke lahan pertanian.

Advertisement

Imbasnya, ribuan hektare sawah di Sukoharjo, Klaten, dan Wonogiri seluas 5.000 hektare terancam puso. Hardo meminta agar instansi terkait menunda penutupan Dam Colo selama 15 hari lahan pertanian tetap mendapat suplai air.

“Mudah-mudahan instansi terkait memahami kondisi para petani dan mengabulkan aspirasi kami,” papar dia.

Sementara itu, Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Sarjanto, mengungkapkan ratusan petani ingin memastikan ketersediaan air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri dan Dam Colo. Apabila volume air memadai semestinya areal persawahan tetap mendapat suplai air pada awal Oktober.

Advertisement

Di Sragen, lanjut dia, suplai air dari Dam Colo tak hanya untuk mengairi lahan pertanian melainkan juga memenuhi kebutuhan air sehari-hari. “Air di Dam Colo bukan milik Jasa Tirta atau BBWSBS namun milik negara dan petani. Kami ingin penutupan Dam Colo ditunda selama beberapa hari agar sawah bisa dipanen,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif