Soloraya
Minggu, 24 September 2017 - 12:35 WIB

KESEHATAN SOLO : Biaya Pengobatan TB MDR Setara Harga Minibus

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aksi sosialisasi tentang bahaya penyakit tuberculosis (TBC) (JIBI/Solopos/Dok.)

Kesehatan Solo, biaya pengobatan penyakit tuberculosis resisten obat sangat mahal.

Solopos.com, SOLO — Kebutuhan biaya pengobatan bagi satu pasien tuberculosis (TB) multi-drug resistance (MDR) atau TB kebal obat dari awal hingga sembuh diperkirakan mencapai Rp222,36 juta. Biaya itu setara harga minibus.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Koalisi Masyarakat Peduli (KMP) Tuberkulosis (TB) Solo. KMP TB Solo mengajak masyarakat lebih mengenali lagi gejala penyakit TB.

Koordinator KMP TB Solo, Henrico Fajar, mengatakan penularan kuman TB resisten obat sama seperti penularan kuman TB tidak resisten obat pada umumnya. Orang yang terinfeksi atau tertular kuman TB resisten obat dapat berkembang mengalami sakit TB MDR.

Advertisement

Koordinator KMP TB Solo, Henrico Fajar, mengatakan penularan kuman TB resisten obat sama seperti penularan kuman TB tidak resisten obat pada umumnya. Orang yang terinfeksi atau tertular kuman TB resisten obat dapat berkembang mengalami sakit TB MDR.

Pasien TB MDR dapat menularkan kuman TB kepada masyarakat di sekitarnya. “TB resisten obat dapat mengenai siapa saja, tetapi biasanya terjadi pada orang yang pernah sakit TB secara berulang,” kata Henrico saat ditemui Solopos.com di sela-sela kegiatan TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh) TB di arena car free day (CFD) Jl. Slamet RIyadi, Solo, Minggu (24/9/2017) pagi.

KMP TB Solo mencatat di Jateng pada 2015 ditemukan 142 kasus TB MDR. Dari jumlah tersebut, 14% di antaranya atau 20 kasus TB MDR ada di Kota Solo.

Advertisement

“Penyakit TB sekaligus juga menimbulkan dampak sosial dan ekonomi bagi penderita serta keluarga penderita. Secara sosial, penderita TB akan mendapatkan stigma dan diskriminasi dari lingkungan masyarakat. Sedangkan secara ekonomi, penderita TB tidak mampu lagi bekerja dengan optimal,” jelas Henrico.

Henrico menyebut jumlah temuan kasus TB di Solo masih tergolong rendah. Sesuai paparan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo tentang situasi TB di Solo, penemuan kasus TB maupun angka kesembuhan masih banyak ditemukan di UPT Puskesmas yang tersebar di lima kecamatan.

KMP TB Solo menilai isu penanggulangan TB masih menjadi domain DKK, belum menjadi usulan kegiatan di organisasi perangkat daerah (OPD) lain. Menurut dia, dalam membangun sistem rujukan, DKK hendaknya melakukan MoU dengan ikatan dokter spesialis paru, dokter praktik, serta klinik swasta dalam melayani pasien TB.

Advertisement

Hal itu agar data pasien TB bukan hanya bisa dijumpai di puskesmas milik pemerintah. “Kami juga mengusulkan agar pemerintah membangun isu bersama penanggulangan TB dengan melibatkan perguruan tinggi, pengusaha, dan masyarakat,” jelas Henrico.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di arena CFD Jl. Slamet Riyadi, para pegiat KMP TB Solo menggelar kegiatan TOSS dengan cara meminta para pengunjung CFD mencap telapak tangan mereka ke muka spanduk sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penanggulangan penyakit TB di Solo. Saat menemui para pengunjung, mereka sekaligus memberikan edukasi seputar penyakit TB kepada mereka.

KMP TB Solo merupakan koalisi yang terdiri atas 16 organisasi, seperti Pattiro Solo, LSK Bina Bakat, Yayasan Kakak, Spek-HAM, dan lain sebagainya. Diwawancarai terpisah, Ketua Tim Advokasi Budgeting Penanggulangan TB Kota Solo, Anis Prabowo, mengatakan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo telah menandatangani Perwali No. 12/2017 tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Tuberkulosis Kota Surakarta Tahun 2016-2021 pada 4 Juli 2017.

Advertisement

Maksud penyusunan rencana aksi daerah (RAD) TB Kota Solo tersebut untuk mempercepat capaian tujuan eliminasi TB yang selama ini telah menjadi komitmen Pemkot dalam penanggulangan TB.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif