Soloraya
Sabtu, 23 September 2017 - 11:00 WIB

WISATA SOLO : 4 Pasar Tradisional Jadi Destinasi Wisata Alternatif

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Gede Solo (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Koran Solo)

Wisata Solo, pasar tradisional sangat potensial dikembangkan menjadi destinasi alternatif.

Solopos.com, SOLO — Pasar tradisional diharapkan menjadi wisata alternatif di Kota Solo. Setiap pasar diharapkan memiliki data lengkap terkait potensi masing-masing untuk dipromosikan. Saat ini terdapat empat pasar yang dinilai sudah mampu menarik perhatian wisatawan.

Advertisement

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, mengatakan pasar yang dikelola dengan baik sangat berpotensi menjadi destinasi wisata alternatif untuk melengkapi destinasi wisata yang sudah ada di Solo. Sebab menurutnya pasar memiliki hal unik sebagai sebuah destinasi.

“Pasar itu berbeda. Lain dengan pusat perbelanjaan modern, antara pasar yang satu dengan yang lain tidak memiliki persaingan. Bicara soal Pasar Legi misalnya, tentu memiliki histori, sosial masyarakat dan faktor lain yang berbeda dengan pasar lain. Hal yang sama hanya satu, yaitu proses tawar-menawar,” kata dia saat ditemui wartawan di lokasi Festival Ragam Pasar Tradisional 2017 di kawasan Benteng Vastenburg Solo, Kamis (21/9/2017).

Namun dia mengatakan tidak semua pasar bisa menjadi destinasi wisata. Ada syarat yang harus dipenuhi seperti nilai historinya, keunikannya, keautentikannya, serta cerita yang berkembang tentang pasar tersebut. “Tahun pertama ini bisa untuk inventarisasi serta mengumpulkan data-data yang lengkap tentang pasar itu,” kata dia.

Advertisement

Menurut Daryono, saat ini ada empat pasar yang sudah dikembangkan menjadi destinasi wisata. Di antaranya adalah Pasar Triwindu, Pasar Gede, Pasar Klewer, dan Pasar Kembang. “Pasar Triwindu justru sudah masuk Lonely Planet,” kata dia.

Kemudian Pasar Gede, Pasar Legi, dan Pasar Kabangan menurutnya bisa menjadi paralel untuk kemasan destinasi gastronomi. Meskipun ikonnya tetap Pasar Gede. Pasar Klewer bisa menjadi destinasi fashion. Sedangkan destinasi flower adalah Pasar Kembang.

“Di mana di tengah-tengah modernisasi, kembang ternyata masih sangat dibutuhkan. Ini menjadi daya tarik. Hanya saja kita juga perlu tahu kembang itu sendiri. Ada yang dironce dan sebagaimana, perlu digali historinya, filosofinya dan sebagainya,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan, Subagiyo, mengatakan ke depan pihaknya akan menyiapkan konsep penataan pasar agar bersinergi satu dengan yang lain.

“Berkaitan dengan destinasi wisata, kami akan siapkan konsepnya. Sinergi itu yang akan kami bangun berkaitan dengan keragaman pasar,” kata dia kepada Koran Solo/JIBI, Jumat (22/9/2017). Dia mengatakan data histori masing-masing pasar mulai disiapkan untuk mendukung hal itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif