Soloraya
Sabtu, 23 September 2017 - 12:00 WIB

PENGELOLAAN SAMPAH KARANGANYAR : DLH Terapkan Sedekah Sampah untuk Kurangi Pasokan ke TPA

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilsutrasi warga Karanganyar membuang sampah yang sudah dipisahkan . (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Pengelolaan sampah Karanganyar, DLH menjajal program sedekah sampah.

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar menjajal program sedekah sampah untuk mengurangi pasokan sampah ke TPA Sukosari, Jumantono. Program itu dilaksanakan di sejumlah perumahan dan kampung di Jaten dan Karanganyar.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah DLH Karanganyar, Heru Purwoto, menyampaikan menjajal program itu di 6-7 kelompok perumahan. Beberapa di antara adalah Perum Korpri Pelita Popongan Karanganyar, Perumahan Jungke Permai Karanganyar, Kampung Jengglong, Bejen Karanganyar, Kampung Lalung, Perum Bumi Graha Indah Jaten, dan lain-lain.

“Kami baru bisa melayani di beberapa lokasi itu karena armada terbatas. Mereka ikut program sedekah sampah. Kami layani pengambilan sampah dari pintu ke pintu,” kata Heru saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Jumat (22/9/2017).

Tugas warga adalah memilah sampah organik dengan anorganik. Sampah anorganik akan dijual sedangkan organik akan dikumpulkan dan diolah menjadi pupuk. Hasil penjualan sampah akan digunakan membayar honor sukarelawan sampah.

Advertisement

“Sukarelawan sampah dibayar dari penjualan sampah. Itu pilot project di 6-7 lokasi. Lumayan, bisa mengurangi sampah ke TPA. Ini memaksa masyarakat berperilaku baik dengan memilah sampah,” tutur Heru.

Heru membayangkan apabila jumlah kelompok sedekah sampah di Karanganyar bertambah. Hal itu akan memengaruhi tempat pembuangan sampah sementara di Karanganyar. Kondisi TPS akan lebih awet. Heru memaparkan jumlah sampah yang masuk ke TPA Sukosari, Jumantono, Karanganyar 120-140 ton per hari.

“Nah ini. Harapan kami mengurangi sampah ke TPA. Lahan TPA terbatas. Kendala kami pola pikir dan pengelolaan paradigma lama. Ngumpulin sampah, angkut, buang ke TPA. Sampah itu problem perilaku. Makanya sekedah sampah memperbaiki perilaku,” jelas dia.

Advertisement

Dwi, salah satu warga yang bertempat tinggal di kompleks Perumahan Jungke Permai, di Jungke, Karanganyar, mengaku senang dengan program sedekah sampah.

“Sudah setahun ini. Kami diminta memisahkan sampah basah dan kering. Kalau kering itu plastik, kertas. Kalau yang basah itu ya yang sisa makanan, yang organik. Pakai dua tempat sampah di depan rumah. Nanti petugas tinggal ambil,” ujar dia.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar memberikan bantuan satu unit tempat sampah untuk meletakkan sampah basah atau organik. Kemudian, Dwi menyiapkan satu keranjang sampah dari plastik untuk meletakkan sampah plastik.

“Dulu disosialisasi. Disuruh memilah sampah. Kalau saya sih senang. Mengurangi polusi,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif