Jogja
Sabtu, 23 September 2017 - 14:59 WIB

Nguras Enceh di Makam Imogiri, Warga Bawa Botol hingga Jeriken

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berebut mendapatkan air dari enceh/gentong yang berada di Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri pada Jumat (22/9/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Ribuan warga dari berbagai wilayah sekitar DIY menyerbu prosesi tahunan Nguras Enceh di Kompleks Makam Raja-Raja Pajimatan Imogiri

Harianjogja.com, BANTUL–Ribuan warga dari berbagai wilayah sekitar DIY menyerbu prosesi tahunan Nguras Enceh di Kompleks Makam Raja-Raja Pajimatan Imogiri pada Jumat (22/9/2017) pagi.

Advertisement

Mereka berebut mendapatkan air dari dua buah enceh atau gentong yang berada di sisi kanan dan kiri pintu masuk makam. Setiap warga membawa beberapa botol bekas air mineral atau bahkan jerigen.

Prosesi Nguras Enceh dimulai dengan doa dan tahlil yang dipimpin oleh sesepuh abdi dalem. Usai doa dilakukan, dua orang abdi dalem kemudian naik ke samping gentong dengan membawa siwur. Empat gentong yang sudah berusia ratusan tahun itu lalu diisi dengan air yang baru.

Setelah gentong penuh, warga mulai berebut untuk mendapatkan air dari enceh yang masing-masing diberi nama Kyai Mendung dan Nyai Siyem milik makam raja Surakarta, serta Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti milik raja Yogyakarta.

Advertisement

Penghageng Makam Raja-Raja Imogiri, KRT Hasto Ningrat menuturkan keempat enceh tersebut merupakan hadiah dari beberapa kerajaan sahabat.

Enceh dengan tinggi sekitar satu setengah meter ini berasal dari Bangkok, Thailand, Aceh dan Palembang. “Bentuk dan coraknya beda-beda karena dikasih oleh empat kerajaan dalam dan luar negeri,” tuturnya.

Salah seorang warga Klaten, Siti Rohani, 50, mengaku selalu mengikuti prosesi ini tiap tahunnya. Kali ini ia berhasil membawa dua botol berisi penuh air enceh. Menurutnya, satu botol air enceh akan ia masukkan dalam bak penampungan air di rumahnya. “Biar berkah,” ucapnya.

Advertisement

Sedangkan satu botol lainnya akan ia gunakan untuk membasuh kaki suaminya yang tidak bisa ikut ritual lantaran sakit reumatik. Harapannya air enceh tersebut dapat menyembuhkan sakit suaminya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif