Jogja
Jumat, 22 September 2017 - 11:14 WIB

TRADISI KRATON JOGJA : Mubeng Beteng Diikuti Ribuan Warga dari Berbagai Daerah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan abdi dalem Keraton Yogyakarta berdoa bersama masyarakat di Bangsal Ponconiti, Kamis (21/9/2017), beberapa jam sebelum digelarnya Lampah Budaya Tapa Bisu. (Arif Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Kraton Jogja menggelar ritual Lampah Budaya Mubeng Beteng atau tapak diam membisu untuk menyongsong Tahun Baru Jawa 1 Suro 1951 Dal,

Harianjogja.com, JOGJA— Kraton Jogja menggelar ritual Lampah Budaya Mubeng Beteng atau tapak diam membisu untuk menyongsong Tahun Baru Jawa 1 Suro 1951 Dal, Kamis (21/9/2017) malam atau saat malam Jumat Kliwon.

Advertisement

Ritual tradisi kali ini diikuti ribuan warga bersama para abdi dalem yang berkumpul di Bangsal  Ponconiti, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sejak pukul 20:00 WIB, Kamis (21/9/2017) malam.

Selain warga masyarakat Jogja juga diikuti oleh warga Solo, Cirebon dan Jakarta maupun wisatawan mancanegara. Mereka tampak antusias menanti rombongan Mubeng Beteng  dilepas dari Bangsal Ponconiti pada pukul 24:00 WIB.

Carik Tepas Dwarapura Keraton, KRT Wijoyo Pamungkas mengatakan tradisi Lampah Mubeng Benteng bermula dari sejarah kebiasaan meronda malam oleh prajurit dan warga dijaman dulu. Di dalam ronda itu mereka sambil berdoa,

Advertisement

“Saat ronda yang berkeliling menjaga keamanan,  selama dalam ronda itu ada yang berdoa. Mohon agar Jogja dan rakyat diberi kedamaian dan kesejahteraan , Lama kelamaan tradisi ini berubah menjadi ritual mengelilingi benteng,” ungkapnya disela-sela acara, Kamis (21/9/2017) malam.

Ia menambahkan bahwa acara ini maksud filosofi dalam acara ini adalah hubungan hamba dengan Tuhan selama mubeng benteng dimulai. “Selama memutari benteng, para Abdi dalem dan peserta akan diam tapa bisu (membisu tanpa suara). Diam itu bukan sekadar diam tapi didalam itu kita berdoa, mohon Allah agar Jogja diberi ketenteraman,” ungkapnya

Selanjutnya, tepat pukul 24.00 WIB ribuan warga, baik penduduk asli Jogjakarta maupun pendatang, beserta abdi dalem mulai menjalankan ritual budaya itu setelah dilepas oleh Putri Sulung Sultan H.B. X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR.) Mangkubumi.

Advertisement

GKR Mangkubumi, Puteri Sulung Sultan yang mewakili Kraton Jogjakarta mengharapkan seluruh warga masyarakat peserta Mubeng Beteng kali ini bisa lancar dan selamat menjalankan ritual budaya tersebut,

“Semoga acara ini berjalan lancar, diberi kesehatan, keselamatan, kemudahan sampai acara ini selesai dan tidak ada halangan,”ungkapnya

Arak-arakan para abdi dalem dan peserta masayarakat  menyusuri jalan tanpa berbicara mengelilingi seluruh benteng keraton. Rute Mubeng Beteng memutar benteng berjarak 3 kilometer, dimulai dari Bangsal Ponconiti di Keraton Jogjakarta – Alun-alun utara- Pojok benteng Ngabean- Pojok benteng selatan dekat gereja pugeran- Plengkug Gading – Pojok benteng timur di persimpangan jalan Paris- di jalan Brigjen Katamso – Jalan Ibu Ruswo – Alun- alun utara-  dan berakhir di Keben Bangsal Ponconiti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif