Soloraya
Jumat, 22 September 2017 - 12:15 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO : Dam Colo Ditutup per 1 Oktober 2017, Ribuan Petani bakal Merugi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dam Colo (dok)

Pertanian Sukoharjo, Dam Colo ditutup sebulan per 1 Oktober 2017.

Solopos.com, SUKOHARJO – Agenda rutin penutupan Dam Colo mulai 1 Oktober 2017 dinilai bakal membuat ribuan petani di Sukoharjo merugi lantaran tak bisa memanen padi saat masa tanam (MT) III.

Advertisement

Untuk diketahui, Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air (TKPSDA) Jateng dan Jatim menetapkan Dam Colo ditutup per 1 Oktober 2017 hingga sebulan kemudian. Di saat itu, ribuan hektare lahan pertanian di sepanjang saluran Colo Timur dan Colo Barat sangat membutuhkan suplai air. Apabila areal persawahan tak disuplai air, dipastikan gagal panen atau puso.

“Bukan petani saja yang merugi namun anggota keluarganya, istri, dan anak-anaknya. Para petani tak bisa memberi nafkah keluarganya lantaran sawah gagal panen,” kata Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Sarjanto, saat dihubungi, Kamis (21/9/2017).

Pria yang akrab disapa Jigong ini telah menyampaikan aspirasi para petani saat rapat TKPSDA Jateng dan Jatim pada beberapa hari lalu. Para petani  meminta penundaan penutupan Dam Colo hingga pertengahan Oktober. 

Advertisement

Dalam pertemuan itu, TKPSDA Jateng dan Jatim menolak aspirasi petani lantaran tidak ada ketersediaan air untuk mengairi lahan pertanian. “Hitung-hitungan kami, air di Dam Colo masih cukup untuk mengairi sawah hingga pertengahan Oktober. Penutupan Dam Colo bakal berdampak pada kelangsungan hidup petani.” ujar dia.

Harapan satu-satunya para petani adalah hujan yang turun selama Oktober. “Sumur pantek dan mesin pompa air tak maksimal menyedot air saat musim kemarau. Kami hanya bisa menunggu turun hujan,” tutur Jigong.

Sementara itu,  Kepala Divisi Jasa ASA III Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Erwando Rahmadi, mengatakan penutupan Dam Colo merupakan kebijakan yang diputuskan TKPSDA Jateng dan Jatim. Erwando hanya sebagai operator pengelolaan sumber daya air yang melaksanakan kebijakan itu.

Advertisement

Saat ini, ketersediaan air tak memungkinkan untuk menyuplai lahan pertanian di sepanjang saluran Colo Timur dan Colo Barat. “Kami telah memertimbangkan dari berbagai aspek seperti infrastruktur bangunan, lahan pertanian hingga ketersediaan air,” kata dia.   

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif