News
Selasa, 19 September 2017 - 20:44 WIB

Tuding Acara YLBHI Berbau Komunis, Kivlan Zein Klaim Punya Orang Dalam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi menjaga sekelompok massa yang mengepung dan melakukan orasi di depan kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Minggu (17/9/2017) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad Adimaja)

Kivlan Zein mengklaim punya informasi dari orang dalam soal tudingannya soal acara berbau komunis di YLBHI.

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kas Kostrad), Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein, tetap meyakini LBH tetap menggelar acara berbau PKI di kantornya. Padahal, polisi sudah menyatakan kegiatan pada Minggu (17/9/2017) malam itu tak ada unsur seperti yang dituduhkan massa.

Advertisement

Agenda tersebut juga sudah tak diizinkan oleh polisi pada Sabtu (16/9/2017). Namun, Kivlan mengklaim tahu dari orang yang berada di dalam kantor tersebut. Meski demikian, ia menyebut memperoleh jadwal pelaksanaan acara di LBH dari internet.

“Ada orang saya di dalam yang memberitahukan ada seminar tetap jalan meski ditutup,” kata Kivlan di Gedung Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).

Kemudian, pada Minggu, Kivlan menyebut bahwa LBH tetap melanjutkan acara berbau komunis. Padahal, aparat kepolisian memastikan tak ada kegiatan yang mengarah ke komunis.

Advertisement

Karena dianggap melanjutkan acara itu, Kivlan menyatakan bahwa rakyat marah dan berujung pada pengepungan kantor LBH pada Minggu malam. Baca juga: Polisi Buru Pembuat Hoax Isu PKI di YLBHI.

“Tapi mereka tetap lanjutkan atau siapa sehingga rayat marah. Waktu saya dengar ada yang keluar pakai lambang palu arit dari kantor LBH. Ada lagu-lagu yang dinyakikan Genjer-Genjer. Itu lagu perangnya PKI ketika menyerang. Itu yang saya dengar. Mereka tak seminar, tapi pas pentas seni dan menyataan PKI tidak salah, yang salah Orde baru, yang salah pemerintah Soeharto, yang salah adalah tentara, mereka benar dan menyatakan PKI tak salah dan harus dihidupkan lagi,” papar Kivlan.

Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dari 15 orang yang ditangkap petugas Polda Metro Jaya diduga provokator aksi massa berujung ricuh di depan Kantor LBH Jakarta. Baca juga: Tak Singgung Komunisme, Ini yang Ada di Acara “Asik Asik Aksi” YLBHI.

Advertisement

Sebelumnya, peneliti Amnesty International, Bramantya Basuki, yang juga hadir dalam acara itu, menegaskan tak ada pembahasan terkait komunisme atau PKI sama sekali. Menurutnya, acara tersebut sebenarnya aksi solidaritas atas pembatalan diskusi pada Sabtu (16/9/2017).

“Kita datang pada sebuah aksi solidaritas atas pembatalan diskusi pengungkapan sejarah 1965. Acara itu [Minggu malam] diisi pembacaan puisi, musik, dan stand up komedi. Itu acara yang sangat biasa, acara seni, untuk solidaritas,” kata Bramanya di studio Kompas TV dalam program Kompas Petang, Senin (18/9/2017).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif