Soloraya
Selasa, 19 September 2017 - 15:35 WIB

PERTANIAN SRAGEN : Abaikan Permintaan Petani, TKPSDA Pastikan Tutup Dam Colo Per 1 Oktober

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - DAM COLO -- Anak-anak bermain di sekitar Dam Colo, Sukoharjo, beberapa waktu. (JIBI/SOLOPOS/dok)

TKPSDA memastikan Dam Colo akan ditutup sesuai jadwal 1 Oktober mendatang.

Solopos.com, SRAGEN — Komisi II Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Sungai Bengawan Solo yang membidangi pendayagunaan sumber daya air menggelar rapat koordinasi membahas agenda pengeringan saluran Dam Colo, Selasa (19/9/2017).

Advertisement

Rapat di Hotel Alana Colomadu, Karanganyar, itu diikuti unsur Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) saluran Colo Barat dan Colo Timur, Perum Jasa Tirta (PJT) I, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), dan Dinas Pertanian daerah yang dilewati saluran Colo barat dan timur. (Baca: 4.000 Ha Sawah Terancam Puso, Petani Sukoharjo Minta Penutupan Dam Colo Ditunda)

Dalam rapat itu diputuskan saluran Colo timur dan barat tetap ditutup mulai 1 Oktober 2017. Keputusan itu bertentangan dengan aspirasi petani yang menginginkan penutupan pintu air diundur hingga 20 Oktober 2017.

Advertisement

Dalam rapat itu diputuskan saluran Colo timur dan barat tetap ditutup mulai 1 Oktober 2017. Keputusan itu bertentangan dengan aspirasi petani yang menginginkan penutupan pintu air diundur hingga 20 Oktober 2017.

Ketua Komisi II TKPSDA Sungai Bengawan Solo, Jigong Sarjanto, saat dihubungi Solopos.com, Selasa, mengungkapkan hal tersebut. Jigong mengaku kecewa dengan keputusan itu sehingga dan Ketua GP3A Sragen, Sastro Purwoko, memilih walkout dari rapat.

“Selain ketua Komisi II TKPSDA Sungai Bengawan Solo, saya juga Ketua Induk GP3A Colo Timur. Saat rapat dimulai saya ikut. Tapi saat penetapan berita acara hasil rapat saya walkout dengan Ketua GP3A Sragen, Pak Goman,” tutur dia.

Advertisement

“Langkah kami berikutnya menunggu. Kalau tidak ada hujan ya kami hanya bisa menunggu tanaman padi mati. Tapi saat ini sudah banyak aspirasi petani yang masuk kepada kami agar menggelar demo. Tapi lihat dulu nanti,” sambung dia.

Jigong mengaku sudah memperjuangkan aspirasi petani yang menginginkan penundaan penutupan pintu air Colo. Tapi menurut Perum Jasa Tirta I penundaan penutupan pintu air bisa membahayakan Waduk Gajah Mungkur (WGM).

“Kata mereka batas bawah air waduk 127 meter di atas permukaan air laut. Kalau penutupan pintu air ditunda hingga melewati 1 Oktober 2017, angka itu bisa terlewati dan bisa membayakan bendungan [WGM],” imbuh Jigong.

Advertisement

Jigong menuturkan belasan ribu hektare tanaman padi diprediksi akan mengalami puso. Tanaman padi itu tersebar di sebagian Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, dan Sragen.

“Di saluran Colo timur ada 100 hektare di Wonogiri, 4.500 hektare di Sukoharjo, Karanganyar 1.700 hektare, dan Sragen 5.000 hektare. Ada 2.000 hektare tanaman di Colo barat meliputi Wonogiri, Sukoharjo, dan Klaten,” kata dia.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Operasi dan Pemeliharaan (OP) BBWSBS, Nova Dorman Sirait, mengatakan hanya memfasilitasi rapat koordinasi Komisi II TKPSD Sungai Bengawan Solo, Selasa siang. Menurut dia, tahap selanjutnya membawa hasil atau keputusan rapat komisi II ke rapat pleno TKPSD yang diikuti tiga komisi TKPSDA. “Nanti diputuskan lagi dalam sidang pleno TKPSDA,” kata dia.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif