SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat komik pada Pameran Komik Solo 2017 di Gedung Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang Solo, kompleks Lokananta, Solo, Selasa (19/9/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)
Komunitas Ikatan Komikus Solo (Ikilo)menggelar Pameran Komik pada Selasa-Sabtu (19/23/2017) di Lokananta Solo.
Solopos.com, SOLO–Lirik-lirik lagu daerah yang dinyanyikan remaja Laskar Adiwiyata Percussion membuka pameran Komik Kebangsaan di area Perum Percetakan Negara RI Cabang Surakarta (Lokananta), Selasa (19/9/2017) siang. Keceriaan anak-anak yang tergabung dalam grup musik peraih peringkat IV nasional dalam ajang Panggung Interpretasi Konser Rakyat bersama Leo Kristi 2015 ini membangkitkan semangat kebangsaan. Suara mereka merdu, semangat mereka untuk menggaungkan kembali rasa cinta tanah air menggebu.
Nuansa nasionalisme kembali terbangun ketika mulai memasuki ruang pameran yang dulunya merupakan salah satu rumah dinas ini. Deretan komik karya komunitas Ikatan Komikus Solo (Ikilo) dipajang pada dinding-dinding ruang pameran yang akan digelar hingga Sabtu (23/9/2017) itu. Memilih tema Komik untuk Bangsa mereka mengusung tokoh utama Rajamala yang digambarkan dalam sosok Mas Jamal. Sedikitnya ada 70 karya yang juga melibatkan pelajar SMK Negeri 9 Solo dan SMA Negeri 7 Solo.
Isu-isu tentang nasionalisme, semangat kebangsaan, dan kebudayaan diangkat sebagai objek karya para pemuda kreatif Solo ini. Seperti karya Arum S. berjudul Lagu Indonesia Raya yang berisi sindiran soal ketidakpedulian terhadap lagu kebangsaan. Dihidupkan dengan cerita perayaan Hari Kemerdekaan ia menggambarkan anak muda yang lebih asyik dengan lagu-lagu dangdut ketimbang Indonesia Raya.
Semangat nasionalisme juga digambarkan dalam komik Senjata Pamungkas karya Suryo. Ia menarasikan kehancuran Indonesia yang bisa diselamatkan dengan senjata pamungkas bernama Pancasila.
Semangat kebangsaan dalam serangkaian sosialisasi lagu Indonesia Raya tiga stanza ini juga ditunjukkan dalam beberapa karya bertema dolanan anak. Melalui sosok Rajamala mereka menghidupkan kembali beberapa permainan tradisional seperti dakon, engklek, dan mobil-mobilan dari kulit jeruk. Tak hanya Rajamala beberapa komikus juga mengangkat karakter komik mereka seperti Mujix dengan Si Amed, atau Rochmat N.R dengan Jimi Imi Imi.
Komikus Solo Ketua Ikilo, Rochmat mengatakan ini merupakan pameran pertama mereka yang mengangkat tentang isu nasionalisme. Sebelumnya Ikilo lebih sering menggelar pameran bertema sesuai karakter masing-masing anggota. Dengan pameran kerja sama bersama PNRI Cabang Surakarta Lokananta ini ia berharap semakin banyak komikus Solo yang bermunculan.
“Untuk Komikus Solo bagaimana sih kreativitas mereka berkomik untuk bangsa ini. Dengan pameran ini semoga komikus Solo semakin menunjukkan bakat mereka di kancah nasional. Teman-teman komikus Solo bisa muncul kembali di perkomikan Indonesia,” kata dia.
Kasubdit Seni Media Direktorat Kesenian Dirjen Kebudayaan, Edi Irawan, di sela-sela acara mengatakan serangkaian acara ini merupakan agenda sosialisasi Indonesia Raya tiga stanza yang kedua di Solo. Setelah ini mereka kembali menggelar agenda serupa baik di Solo maupun Jakarta.
Salah satunya mini konser di Kota Tua pada 20 Oktober mendatang sebelum konser besar pada 28 Oktober Aula Simponia Jakarta. Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda dan tanggal yang sama Indonesia Raya dinyanyikan dengan Biola oleh W.R. Supratman. Ia mengatakan selama ini sosialisasi dengan pendekatan budaya cukup efektif.
“Sejarah saja yang membuktikan, ekspresi yang paling gampang dikenali adalah ekspresi kesenian. Ya seperti tadi kita semua mudah-mudahan merasakan lagu Indonesia Raya ya begitu ya,” kata dia. Pameran komik yang diselenggarakan Lokananta dan Ikatan Komikus Solo (Ikilo) pada Selasa-Sabtu (19-23/9/2017) tersebut bertema Komik untuk Bangsa.