Jateng
Selasa, 19 September 2017 - 23:50 WIB

KELANGKAAN ELPIJI : DPRD Jateng Desak Pertamina Atur Cermat Distribusi Elpiji

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi elpiji bersubsidi dalam tabung isi 3 kg. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Kelangkaan elpiji membuat DPRD Jateng mendesak Pertamina mengatur ulang sistem distribusi bahan bakar gas bersubsidi.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso meminta PT Pertamina mengatur sistem distribusi elpiji bersubsidi demi mencegah kelangkaan bahan bakar gas yang dijual dalam kemasan tabung isi 3 kg yang lazim disebut gas melon itu di pasaran.

Advertisement

“Sistem distribusi elpiji sebenarnya hanya diatur hingga tingkat pangkalan, termasuk pengaturan harga dan kuota, tapi fakta di lapangan, distribusinya merangsek hingga tingkat pengecer yang diberi batasan kuota oleh pangkalan, karena penggunanya bertambah, jadi seolah-olah ini terjadi kegaduhan,” kata Hadi Santoso di Kota Semarang, Jateng, Senin (18/9/2017).

Ia menjelaskan bahwa saat ini jumlah elpiji 3 kg yang didistribusikan ke Jateng sudah lebih 7% dari kuota dan belum diindikasikan ada penimbunan. Kendati demikian, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengungkapkan bahwa tingkat kelangkaan elpiji 3 kg di lapangan belum terlalu parah.

Ia menyebutkan, saat dilakukan operasi pasar di Kota Semarang beberapa waktu lalu, dari 560 tabung elpiji 3 kg yang disediakan, hanya laku sekitar 220 tabung. “Yang laku tidak ada separuh dari yang disediakan sehingga belum bisa disebut langka, bahkan di titik yang disebutkan langka saja, ternyata ketika disediakan, tidak habis,” ujarnya.

Advertisement

Hadi menyayangkan penyaluran elpiji 3 kg yang dinilai tidak tepat sasaran karena nyaris semua rumah tangga menggunakan gas elpiji bersubsidi itu untuk memenuhi kebutuhan masak sehari-hari. “Pengusaha industri rumahan mulai memanfaatkan murahnya harga elpiji 3 kg sehingga subsidi ini mulai tidak tepat sasaran, tapi tidak bisa langsung dicabut karena akan menimbulkan masalah baru,” katanya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jateng Teguh Dwi Paryono menilai sulitnya masyarakat mendapatkan elpiji 3 kg karena meningkatnya kebutuhan yang dulu tidak masuk skema kebutuhan kota. “Belakangan tidak sedikit pengusaha industri rumahan memanfaatkan elpiji 3 kg untuk menjalankan bisnis mereka,” ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat yang kesulitan memperoleh gas elpiji bersubsidi untuk mendatangi pangkalan elpiji terdekat, terutama pangkalan yang menjadi satu dengan SPBU.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif