Jogja
Selasa, 19 September 2017 - 20:20 WIB

BANDARA KULONPROGO : Hunian Relokasi Belum Siap, Pemkab Ingin Tawarkan Skenario Alternatif

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa pekerja berupaya menyelesaikan pembangunan rumah warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di lahan relokasi yang terletak di wilayah Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo. Foto diambil awal Juni 2017. (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Pemkab Kulonprogo berencana menawarkan skenario pemindahan warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) dengan dibagi dalam beberapa tahap

Harianjogja.com KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo berencana menawarkan skenario pemindahan warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) dengan dibagi dalam beberapa tahap.

Advertisement

Hal itu mengingat banyaknya hunian relokasi yang dipastikan belum siap saat toleransi batas pengosongan lahan berakhir pada Jumat (22/9/2017) besok.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengaku belum memiliki data absolut mengenai jumlah hunian relokasi yang sudah siap huni hingga awal pekan ini. Timnya masih melakukan pendataan di lapangan.

Advertisement

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengaku belum memiliki data absolut mengenai jumlah hunian relokasi yang sudah siap huni hingga awal pekan ini. Timnya masih melakukan pendataan di lapangan.

Meski begitu, berdasarkan pemantauannya pada Jumat (15/9/2017) pekan lalu, memang banyak rumah yang belum beratap, masih membangun dinding, belum berjendela, pintu, lantai, bahkan masih ada yang baru dalam tahap persiapan.

Sebelumnya, Hasto berencana menemui PT Angkasa Pura I untuk menyampaikan progres pembangunan hunian relokasi pada akhir pekan kemarin. Namun, nyatanya hal itu belum bisa terealisasi karena adanya perbedaan jadwal dari kedua pihak. “Rencananya mau kami coba sore [Senin] ini,” kata Hasto, Senin (18/9/2017).

Advertisement

Menurutnya, proses itu tidak mungkin tuntas pada Jumat besok. Pemkab Kulonprogo ingin kembali bernegosiasi soal skenario pemindahan warga dari kawasan pembangunan NYIA.

Hasto memahami jika pengosongan lahan tidak bisa terus ditunda. Kendati begitu, dia tetap berharap prosesnya bisa dilakukan secara bertahap dan parsial. “Kami akan rembugan. Kalau seandainya belum [bisa pindah], bagaimana rencana skenarionya? Ini harus disusun bersama agar pekerjaan Angkasa Pura tidak terhambat tapi warga juga tidak dipaksa,” ujar dia.

Hasto lalu menambahkan, warga terdampak akan menyelenggarakan doa bersama dan selamatan demi kelancaran pindahan rumah pada pada Selasa (19/9/2017). Harapannya, warga yang hunian relokasinya sudah jadi bisa lebih mantap untuk pindah.

Advertisement

Hal itu juga diharapkan memotivasi warga lain untuk segera menyelesaikan pembangunan hunian relokasi sehingga bisa melakukan pindahan secara boyongan pada Oktober mendatang.

Sementara itu, Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono masih enggan berkomentar mengenai skenario alternatif yang mungkin akan ditawarkan Pemkab Kulonprogo. Dia tetap meminta warga terdampak segera pindah karena megaproyek tersebut sudah dalam tahap land clearing dan segera diikuti tahap pembangunan fisik.

“Kalau dihitung sejak tahap pembayaran ganti rugi ini sudah hampir setahun. Seharusnya sudah cukup untuk menyiapkan,” ucap Sujiastono.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif