Jogja
Senin, 18 September 2017 - 17:55 WIB

PELABUHAN TANJUNG ADIKARTA : Pemecah Ombak Akan Diperpanjang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemecah ombak di kawasan pelabuhan Tanjung Adikarto yang banyak dikunjungi wisatawan Pantai Glagah (JIBI/Harianjogja.com/Holy Kartika N.S)

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta akan melanjutkan pembangunan pelabuhan Tanjung Adikarto, dengan cara memperpanjang pemecah ombak

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta akan melanjutkan pembangunan pelabuhan Tanjung Adikarto, dengan cara memperpanjang pemecah ombak.

Advertisement

Langkah ini diambil, agar pelabuhan yang terletak di Karangwuni, Wates itu tidak semakin lama tak beroperasi optimal, sejak dibangun 2011 lalu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sigit Sapto Rahardjo mengatakan, rencana tersebut bahkan sudah dibahas bersama oleh Gubernur DIY dan Presiden Republik Indonesia, bersamaan dengan ground breaking New Yogyakarta International Airport.

Dari hasil pembahasan bersama Presiden, diketahui bahwa pembangunan pemecah ombak akan melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSO), selain itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menyokong pendanaan.

Advertisement

“Saat ini panjang pemecah ombak yang ada di Tanjung Adikarto hanya 120 meter, sehingga akan diperpanjang 740 meter. Hanya saja, Pemda DIY perlu mengkaji ulang kembali kekuatan struktur bangunan, bersama pihak ketiga dari Australia selaku konsultan,” ungkapnya, Sabtu (16/9/2017).

Namun Sigit menegaskan, kajian ulang yang dilakukan tidak mengulang sejak awal. Melinkan melihat poin secara parsial, dari poin-poin yang perlu dan paling penting saja.

Sementara itu, keterlibatan Kementerian PUPR dibutuhkan untuk menyokong dana, karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Untuk mendanai sampai pelabuhan mampu beroperasi saja, dibutuhkan kocek Rp150 miliar. Namun, bila akan membangun sampai pelabuhan beroperasi optimal, pemerintah harus mengeluarkan dana mencapai Rp450 miliar.

Advertisement

Diperkirakan, pembangunan membutuhkan waktu sampai tiga tahun, yaitu dimulai 2018 dan diharapkan  bisa beroperasi pada 2020.

Sigit menekankan, agar  masyarakat sekitar dan nelayan yang berada di sekitar pelabuhan Tanjung Adikarto untuk tetap bisa memanfaatkan pelabuhan, dengan usaha pariwisata dan kuliner.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif