News
Minggu, 17 September 2017 - 23:30 WIB

Direkomendasikan PAN di Pilkada Jateng, Taufik Kurniawan Malu-Malu

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kiri) berbincang dengan Wakil Ketua DPR dari Fraksi PAN Taufik Kurniawan (kanan) sebelum rapat pemilihan Ketua Pansus Angket KPK di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/6/2017). (JIBI/Solopos/Antara/M Agung Rajasa)

Taufik Kurniawan masih belum secara tegas memutuskan maju ke Pilkada Jateng meskipun sudah mendapat rekomendasi PAN.

Solopos.com, JAKARTA — Partai Amanat Nasional (PAN) merekomendasikan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menjadi calon gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2018. Namun, Taufik sendiri enggan memastikan kapan akan mendeklarasikan diri sebagai peserta pilkada tersebut.

Advertisement

Menurutnya, keputusan tersebut sudah diketuk palu dalam Rakernas PAN di Bandung. Namun sayang Wakil Ketua DPR ini masih malu-malu untuk mendeklarasikan diri maju sebagai cagub.

“Saya inikan orang Jawa, ibaratnya nrimo ing pandum. Ya memang benar saya direkomendasikan dalam Rakernas PAN,” kata Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan kepada wartawan, Minggu (18/9/2017).

Dengan bahasa diplomatis, mantan Sekjen PAN tersebut mengatakan maju atau tidak dirinya untuk menjadi calon orang nomor satu di provinsi tersebut tergantung keinginan kader partai. Kalaupun maju sebagai calon gubernur, katanya, maka hal itu merupakan perwujudan dari pilihan untuk menjadi subjek dari publik policy maker, bukan objek dari public policy maker.

Advertisement

“Jadi itu tergantung dari pilihan masing-masing. Tapi kalau saya kan memang parpol yang mengajukan. Jadi saya serahkan kepada parpol bagaimana selanjutnya,” ujarnya.

Namun begitu, lanjut Taufik, dirinya juga akan merespons keinginan masyarakat. “Saya tak mau menunggu. Jadi saya terus menerus membangun komunikasi dengan parpol lain. Karena saya sudah direkomendasi dari PAN,” ungkapnya.

Yang jelas, sambung Taufik, meskipun dirinya berlatar belakang pendidikan teknik kimia, bukan berarti tak paham soal dunia politik.
“Dulu saya memang dosen di salah satu perguruan tinggi. Namun toh bisa masuk ke DPR. Artinya ini menandakan bahwa ilmu kimia tetap ada kaitannya,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif