Soloraya
Sabtu, 16 September 2017 - 07:35 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Terdampak Flyover Manahan, PKL Kota Barat Harus Pindah Mulai 1 Oktober

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi jalan Jl. dr. Moewardi, Kota Barat, Solo, Minggu (25/6/2017) siang. (Nicolaus Irawan/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, PKL Kota Barat harus pindah karena lokasinya ke pembangunan flyover Manahan.

Solopos.com, SOLO — Dinas Perdagangan (Disdag) Solo bakal merelokasi puluhan pedagang kaki lima (PKL) di Jl. dr. Moewardi ruas lapangan Kota Barat ke Jl. Mawar mulai 1 Oktober 2017.

Advertisement

PKL Kota Barat terpaksa direlokasi karena terdampak proyek pembangunan jalan layang (flyover) Manahan. Kabid PKL Disdag Solo, Didik Anggono, mengatakan PKL sementara akan ditempatkan di Jl. Mawar di selatan kompleks lapangan Kota Barat.

Dia menyebut tidak menutup kemungkinan PKL bisa menempati ruang parkir selatan lapangan Kota Barat sesuai keinginan mereka. Namun, hal itu belum bisa diwujudkan karena butuh persetujuan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. (Baca: Proyek Flyover Manahan Dimulai)

Advertisement

Dia menyebut tidak menutup kemungkinan PKL bisa menempati ruang parkir selatan lapangan Kota Barat sesuai keinginan mereka. Namun, hal itu belum bisa diwujudkan karena butuh persetujuan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. (Baca: Proyek Flyover Manahan Dimulai)

“Kami sudah membuat nota dinas kepada Pak Wali Kota terkait rencana penataan PKL Kota Barat. Kami juga mencantumkan sejumlah permintaan dari para PKL. Kalau Pak Wali membolehkan, kami bisa menata PKL di dalam kompleks lapangan Kota Barat,” kata Didik saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (15/9/2017).

Didik menuturkan jika PKL diperbolehkan memasuki ruang parkir selatan lapangan Kota Barat, Disdag bakal langsung menyusun gambar rencana penataan. Disdag bakal membuat selter di lahan tersebut untuk dipakai para PKL Kota Barat yang terdampak proyek pembangunan flyover Manahan.

Advertisement

“Kami akan menata PKL secara bertahap. PKL di ruas utara Masjid Kota Barat kami pindah 1 Oktober ini untuk masuk Jl. Mawar. Sedangkan PKL di ruas selatan Masjid Kota Barat sampai Gendengan belum kami pindah per 1 Oktober. Kami lihat situasi di lapangan dulu. Jika sudah mulai terdampak proyek pembangunan flyover, mereka baru kami pindah dari tepi Jl. dr. Moewardi,” jelas Didik.

Disdag mencatat ada sekitar 45 PKL di trotoar Jl. dr. Moewardi baik sisi barat maupun timur. Didik mengatakan PKL diarahkan pindah secara permanen lantaran tidak memungkinkan lagi berjualan di trotoar Jl. dr. Moewardi seusai pembangunan flyover Manahan.

“Kami rencanakan pindah seluruh PKL dari pertigaan Hotel Agas sampai Gendengan. Mereka semua terdampak proyek. Berdasarkan keterangan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang [PUPR] Solo akan ada revitalisasi trotoar di Jl. dr. Moewardi. Trotoar sisi timur yang sekarang memiliki lebar 4,5 meter akan diubah jadi 1,5 meter. Sedangkan lebar trotoar sisi barat hanya akan disisakan 80 cm,” jelas Didik.

Advertisement

Pengurangan lebar trotoar Jl. dr. Moewardi tersebut membuat ruang berjualan PKL hilang. Disdag tidak membolehkan PKL menggelar lapak di badan Jl. dr. Moewardi setelah flyover Manahan dibangun.

Menurut Didik, aktivitas PKL berpotensi mengganggu dan membahayakan arus lalu lintas jika berjualan di Jl. dr. Moewardi. Disdag menilai aktivitas PKL bisa saja menarik minat pelanggan untuk parkir kendaraan di tepi jalan.

Posisi kendaraan itu bisa mengganggu arus kendaraan lain yang tengah turun maupun naik ke flyover Manahan. Ketua Paguyuban PKL Kota Barat, Budiyono, meminta Disdag merelokasi PKL tidak secara bertahap, melainkan langsung sekaligus seluruh PKL di sepanjang Jl. dr. Moewardi.

Advertisement

Hal tersebut perlu untuk menghindari perselisihan antar-PKL. Budiyono menilai PKL akan saling iri jika Disdag merelokasi mereka secara bertahap, apalagi sebagian PKL langsung ditempatkan di ruang parkir selatan lapangan kota barat.

PKL yang belum pindah akan khawatir tidak mendapatkan tempat strategis di lokasi baru. “Kami pasrah jika harus dipindah karena sudah menjadi program pemerintah. Kami hanya berharap proses relokasi PKL dilakukan secara serempak dan langsung ditempatkan di dalam kompleks lapangan Kota Barat. Disdag diharapkan segera menata ruang parkir lapangan Kota Barat. PKL kurang nyaman jika harus diminta berjualan di Jl. Mawar yang sempit,” tutur Budiyono saat ditemui Solopos.com di rumahnya, RT 003/RW 009 Purwosari, Jumat.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif