Jogja
Sabtu, 16 September 2017 - 16:22 WIB

CUACA EKSTREM : Darurat Kekeringan di 2 Kabupaten, Anggaran Pengadaan Air Bersih Ditambah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Cuaca ekstrem diperkirakan kembali terjadi

Harianjogja.com, JOGJA — Penetapan status Darurat Kekeringan di Kulonprogo dan Gunungkidul membuat pemerintah DIY turut kelimpungan. Melalui sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (ABPN), Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mengajukan tambahan sebesar Rp75 juta atau setara 500 tanki air bersih.

Advertisement

Baca Juga : CUACA EKSTREM : Waspada Angin Kencang, Gelombang Tinggi hingga Hujan Intensitas Tinggi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno tak menampik titik terdampak kekeringan di DIY tahun ini memang meluas. Sebut saja misalnya di Kulonprogo yang tahun sebelumnya hanya empat kecamatan, kini meluas jadi 9 kecamatan. Sedangkan di Gunungkidul, diakuinya ada 8 dari 11 kecamatan terdampak kekeringan yang memerlukan perhatian khusus.

“Hal yang sama juga terjadi di Sleman dan Bantul,” katanya.

Advertisement

Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono mengatakan peralihan musim kali ini diperkirakan terjadi pada minggu ketiga September hingga Minggu kedua awal Oktober 2017 mendatang.

Ia membenarkan, ciri-ciri musim pancaroba menurut Joko dimulai dengan turunnya hujan intensitas kecil hingga sedang setiap hari. Hujan ini turun sekitar siang hingga malam hari.

“Sebelum hujan turun akan ada awan cumulonimbus yang membawa hujan,” katanya.

Advertisement

Diperkirakannya pula, perubahan cuaca akan berawal dari DIY bagian utara yakni Kabupaten Sleman yang dekat dengan lereng Merapi. Kemudian akan bergeser ke bawah dan arah selatan yakni Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Gunungkidul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif