BPJS Ketenagakerjaan menetapkan Desa Buran, Karanganyar, sebagai percontohan desa sadar jaminan sosial.
Solopos.com, KARANGANYAR — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan memilih Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar, sebagai wakil Indonesia bagian tengah dalam hal percontohan desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan.
BPJS Ketenagakerjaan me-launching desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan di tiga tempat. Kali pertama di Aceh pada Kamis (10/8/2017). Launching kali kedua di Buran, Karanganyar, Selasa (15/8/2017), dan terakhir di Raja Ampat, Sorong, Papua.
Direktur Perluasaan Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga, E. Ilyas Lubis, menuturkan sebagian besar pekerja Indonesia ada di desa. Oleh karena itu, program BPJS Ketenagakerjaan fokus pada sektor ekonomi di perdesaan. Launching di Karanganyar bertema “Sahabat Warga Menuju Desa Sejahtera”.
Direktur Perluasaan Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga, E. Ilyas Lubis, menuturkan sebagian besar pekerja Indonesia ada di desa. Oleh karena itu, program BPJS Ketenagakerjaan fokus pada sektor ekonomi di perdesaan. Launching di Karanganyar bertema “Sahabat Warga Menuju Desa Sejahtera”.
Sasaran program itu adalah petani, pedagang, pegawai lepas, dan lain-lain. BPJS Ketenagakerjaan menawarkan empat program, yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.
“Pekerja berhak dilindungi atas risiko. Kami kaitkan dengan program Presiden RI, Nawacita. Desa jadi tumpuan atau konsentrasi pemerintah untuk pengembangan. Harus ada perlindungan kepada pekerja di pedesaan,” kata Ilyas, belum lama ini.
“Ada 72.000 desa di Indonesia. Kami mulai 276 desa di Indonesia sebagai desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan. Sebanyak 49 desa di antaranya di Jateng. Harapan kami mereka terlindungi sehingga kegiatan ekonomi jalan. Dampaknya peningkatan kesejahteraan,” ungkap dia.
Kepala Desa Buran, Marsies Yayuk Sri Rahayu, bangga karena seluruh perangkat desa terdaftar BPJS Ketenagakerjaan. Sementara itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, meminta kesadaran setiap desa di Karanganyar untuk menyisihkan anggaran desa guna mengikutsertakan seluruh perangkat desa pada program tersebut.
“Perangkat desa diikutkan BPJS Ketenagakerjaan agar punya rasa tenang dan bisa kerja maksimal,” tutur Bupati.
Saat launching di Desa Buran, BPJS Ketenagakerjaan juga menandatangani MoU dengan desa lain di Soloraya, yakni Desa Pondok, Nguter, Sukoharjo; Desa Wiroko, Tirtomoyo, Wonogiri; dan Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. BPJS Ketenagakerjaan juga menyerahkan manfaat program secara simbolis kepada dua ahli waris dan satu tenaga kerja.
Manfaat diterima ahli waris Suparno. Suparno meninggal karena kecelakaan di tempat kerja. Ahli waris Suparno berhak menerima santunan kecelakaan kerja Rp115,7 juta. Selain itu, ahli waris Supanti. Supanti meninggal karena sakit dan berhak atas santunan kematian Rp124 juta.
Satu tenaga kerja menerima manfaat jaminan kecelakaan kerja Return To Work, yakni Sartini. Dia menerima biaya pengobatan dan santunan kecelakaan kerja Rp120,4 juta. Sartini juga mendapatkan tangan palsu dan kembali bekerja di pabrik tempat dia bekerja saat ini.