News
Jumat, 15 September 2017 - 12:45 WIB

TURN BACK HOAX: Foto John Kei di Mualaf Center Diduga Hoaks!

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto rekayasa dengan watermark Mualaf Center Darussalam. (Istimewa/Facebook)

Foto John Kei yang diunggah dengan watermark Mualaf Center Darussalam diduga hoaks.

Solopos.com, JAKARTA – Terpidana kasus pembunuhan berencana terhadap bos PT Sanex Steel Indonesia (SSI) Tan Harry Tantono, John Refra alias John Kei dikabarkan mualaf (masuk Islam). Kabar ini tersebar melalui tulisan dari akun Hanny Kristianto.

Advertisement

Hanny menyebut John Kei dituntun tim Mualaf Center Darussalam diwakili Harsha Agousta Brahma Sadewa dan ibu Jenderal Lisze Dewi Purnamawati. “LP. Batu Nusakambangan Cilacap memastikan niat John Kei masuk Islam,” tulisnya.

Foto rekayasa dengan watermark Mualaf Center Darussalam. (Istimewa/Facebook)

Advertisement

Foto rekayasa dengan watermark Mualaf Center Darussalam. (Istimewa/Facebook)

Belum ada kepastian mengenai unggahan Hanny Kristianto ini. Namun, sejumlah akun buzzer di media sosial dan warganet percaya dengan kabar itu. Unggahan ini langsung menjadi viral dan tersebar bersama dengan beredarnya foto-foto John Kei yang terlihat menggunakan peci.

Sayangnya, foto itu diduga hasil rekayasa. Penelusuran Solopos.com, Jumat (15/9/2017), hal ini diketahui melalui analisis aplikasi layanan pendeteksi keaslian foto. Salah satu layanan pendeteksi yang cukup populer, Izitru.com, menyebut foto tersebut diduga hasil rekayasa.

Advertisement

it is possible that it was modified [file ini kmungkinan hasil rekayasa/modifikasi]” demikian kesimpulan Izitru.com.

Salah satu laman media massa online juga menyangsikan foto ini. Media ini menyebut foto tersebut janggal dan diduga hasil rekayasa. Kesimpulan ini dilihat dari kejanggalan dalam foto yang terlihat nyata.

Media ini bahkan menyebut berita tenta John Kei mualaf adalah hoaks berdasarkan keterangan dari akun Marcel Jeferson. “Justru malah sebaliknya dia menjadi evangelis,” tulis Marcel sambil mencantumkan foto John Kei yang berdiri pada sebuah mimbar di gereja.

Advertisement

Tak berhenti sampai di situ, penelusuran Solopos.com mengungkap foto John Kei mualaf sangat identik dengan dokumentasi milik pewarta foto Tempo, Dwi Narwoko, yang diunggah sekitar Februari 2012.

Foto ini diunggah bersamaan dengan berita berjudul Wawancara John Kei: Saya Suka Kelahi, Bukan Preman 20 Februari 2017. Foto ini diunggah ulang oleh sejumlah situs online namun tidak menyebutkan sumber yang jelas.

Profil John Kei

Advertisement

Mengutip sejumlah berita dari Antara yang diterbitkan Desember 2012, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara kepada John Kei pada 27 Desember 2012 lalu. Dia terbukti membunuh Bos PT Sanex Steel Indonesia Tan Harry Tantono alias Ayung.

Namun Mahkamah Agung (MA) memperberat hukuman John Kei dari 12 tahun menjadi 16 tahun penjara. John Kei ditahan di rumah tahanan (Rutan) Salemba, namun tidak lama kemudian dia dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

John Kei diketahui bernama asli John Refra, sedangkan kata “Kei” merujuk pada kampung kelahirannya, yaitu Pulau Kei, Maluku Tenggara.

Pria kelahiran 10 September 1969 ini merantau ke ibu kota Jakarta pada 1990. Pada tahun 2000 ia mendirikan sebuah organisasi bernama AMKEI (Angkatan Muda Kei). Organisasi ini terbentuk pasca kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada bulan Mei tahun 2000.

Melalui organisasi AMKEI John memulai bisnisnya sebagai debt collector. Dia dikenal memiliki banyak pendukung, dan kabarnya memiliki koneksi dengan sejumlah pejabat dan bos-bos dunia malam.

Kariernya sebagai debt collector semakin berkibar setelah kematian Basri Sangaji, tokoh pemuda asal Maluku Utara yang juga salah satu debt collector di Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan. Sebelumnya kelompok John Refra Kei dan Basri Sangaji saling bersaing memperebutkan nama besar di Jakarta.

Dikutip dari Wikipedia, Jumat, di balik kehidupan John Kei yang kelam, dia adalah sosok penyayang. Contoh kedermawanan John, dengan adanya pembangunan sebuah gereja dan rumah pastor di kampung halamannya di Pulau Kei. John di sana menjadi penasihat pembangunan gereja.

Selain membangun gereja, John juga memutuskan untuk membantu 20 rumah warga di Pulau Kei yang masih beratapkan jerami. Dia juga sempat membantu Umar Kei, keponakan John Kei, dengan memberikan lampu-lampu taman di halaman masjid. Maka tak heran, sosok John menjadi idola di keluarganya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif