Jogja
Jumat, 15 September 2017 - 12:55 WIB

TAMBANG PASIR BANTUL : Kepala Desa Akui Tak Tegas Kepada Masyarakat, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah truk tengah menunggu giliran pengisian pasir dari lokasi penambangan ilegal di sisi selatan JJLS, tepatnya di Dusun Ngepet Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kamis (9/2) sore. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Tambang pasir Bantul mengakibatkan kerusakan jalan.

Harianjogja.com, BANTUL — Setidaknya tiga ruas jalan terancam ambrol akibat aktivitas penambangan pasir di pesisir selatan Bantul. Kerusakan akibat penambangan pasir yang kian parah itu bahkan telah merambah hingga ke jalan provinsi.

Advertisement

Baca Juga : TAMBANG PASIR BANTUL : Kerusakan di Pesisir Kian Parah
Pemkab menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satpol PP Bantul Jati Bayu Broto, mendesak agar aktivitas penambangan pasir itu ditutup. Salah satu upaya yang dapat ditempuh Pemkab yaitu mendorong aparat desa untuk memberi penyadaran terhadap warganya agar berhenti menambang pasir.

Sosialisasi juga terkait imbauan kepada warga untuk tidak menjual lahan pribadi mereka kepada pengusaha  tambang pasir.

“Kami mohon Pak Lurah bisa sosialisasi ke masyarakatnya supaya tambang ini segera ditutup. Kami saat ini hanya bisa melakukan pembinaan tidak bisa sampai ke penegakan hukum,” imbuh dia.

Advertisement

Kepala Desa Gadingharjo, Sanden Aan Indra Nursanto menambahkan kerusakan akibat tambang tersebut tak hanya membuat sejumlah ruas jalan nyaris ambrol, tetapi juga merambah ke jalan provinsi.

“Kalau jalan provinsi terutama rusak karena lalu lintas truk pengangkut pasir,” kata dia, Kamis (14/9/2017).

Sejatinya kata Aan, penambangan pasir di wilayahnya pernah ditutup pada 2014, tetapi kembali beroperasi.

Advertisement

Selama ini Aan mengakui dirinya tidak bisa bertindak tegas kepada masyarakat, karena ratusan warganya menggantungkan hidup dari tambang pasir yang disebut tak berizin tersebut.

“Ada sekitar seratusan warga saya yang kerja di tambang, enggak cuma di Gadingharjo tapi juga wilayah lain seperti Gadingsari. Saya itu sulit mau bergerak saya enggak berani sama warga. Saya ini ada di tengah-tengah, di bawah saya ditekan warga,” ujar dia.

Dirinya belum dapat memastikan tindak lanjut yang akan ia lakukan ke depan. Aan menambahkan, ia telah dijadwalkan bertemu dengan Wakil Bupati Bantul pekan ini untuk membahas perkara penambangan pasir tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif